TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan asal Belgia, dokter Wisanto Aryoko, 67 tahun, ditemukan tewas setelah melakukan snorkeling di perairan Pantai Merah atau Pink Beach di Pulau Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Benar, wisatawan Belgia berkewarganegaraan Indonesia tewas saat menyelam di Pantai Komodo," kata Kepala Kepolisian Resor Manggarai Barat Ajun Komisaris Besar Supiyanto kepada Tempo, Senin, 1 Agustus 2016.
Adapun kronologi kejadiannya, menurut Supiyanto, korban bersama istri, anak, menantu, cucu, dan kerabatnya berjumlah 12 orang berangkat dari Labuan Bajo menuju Loh Liang Pulau Komodo dengan menumpang kapal Olimpik yang dinakhodai Kapten Agustinus Jemparu. "Mereka ke sana untuk tracking dan melihat komodo," ucapnya.
Rombongan tersebut lalu bergerak ke Pink Beach. Dua kerabat korban asal Belgia melakukan snorkeling menuju ke daratan Pantai Merah, tempat kapal Olimpik berlabuh.
Korban pun ikut turun dari kapal menggunakan jaket pelampung untuk snorkeling ke daratan yang berjarak 30 meter itu. Saat melakukan snorkeling, tiba-tiba korban terapung dan terdampar di pantai. Nakhoda kapal dan keluarga sempat memberi pertolongan pertama. Namun nyawa korban tak tertolong.
Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Siloam, Labuan Bajo, untuk pemeriksaan dan visum. Dari hasil pemeriksaan dokter, tidak ditemukan riwayat penyakit pada korban. Korban dinyatakan meninggal karena kecapaian. Terdapat luka di kepala sebelah kanan korban yang diduga akibat terbentur karang saat terapung dan tidak sadarkan diri.
Korban datang ke Indonesia dalam rangka reuni bersama keluarga dan kerabatnya. Sesuai dengan rencana, korban akan dibawa keluarga menuju Jakarta dan langsung ke Belgia menggunakan pesawat NAM Air.