Kerusuhan di Tanjung Balai, Ini Versi Polda Sumatera Utara

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 30 Juli 2016 16:52 WIB

Dua wihara dan lima kelenteng yang terletak di wilayah Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara, dibakar oleh sekelompok massa 29 Juli 2016 (Foto: Istimewa)

TEMPO.CO, Medan - Kerusuhan yang melibatkan massa terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, pada Jumat malam, 29 Juli 2016, sekitar pukul 23.00 WIB. Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Jalan Karya, khususnya di sekitar Masjid Almakhsum, merusak beberapa tempat ibadah, seperti wihara, di sejumlah tempat di Tanjung Balai.

Menurut versi kepolisian, kerusuhan bermula dari seorang perempuan berinisial M, warga Jalan Karya, Tanjung Balai Selatan, yang menegur nazir Masjid Almakhsum untuk mengecilkan suara dari perangkat loudspeaker masjid. "Menurut nazir masjid, M berulang kali menegur pengurus masjid," kata Rina Sari Ginting, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Utara, Sabtu, 30 Juli 2016, kepada Tempo.

Pasca-peristiwa itu, jemaah dan nazir masjid menjumpai M di rumahnya pada Jumat malam, 29 Juli 2016, sekitar pukul 20.00 WIB. Kepala lingkungan mengamankan M ke kantor lurah karena situasi yang kurang kondusif. "Karena saat itu suasana agak memanas, M dan suaminya ditahan di Polsek Tanjung Balai Selatan," katanya.

Setiba di Polsek, kata Rina, polisi menggelar pertemuan dengan mengundang Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ketua Front Pembela Islam, camat, kepala lingkungan, dan tokoh masyarakat. "Pada saat bersamaan, massa mulai banyak berkumpul, yang dipimpin pemuda dan mahasiswa. Sekitar pukul 22.30 WIB, konsentrasi massa bertambah.”

Massa kemudian mendatangi rumah M di Jalan Karya dan berupaya membakarnya. "Namun polisi menghadang. Kemudian massa bergerak ke Wihara Juanda, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah Meliana. Wihara itu dilempari batu," katanya.

Selanjutnya massa bergerak dan merusak sejumlah tempat ibadah di Pantai Amor, yaitu wihara dan tiga kelenteng."Massa juga bergerak ke Jalan Sudirman dan merusak kelenteng. Kemudian massa merusak balai pengobatan dan kelenteng," ucap Rina. "Pukul 04.30 WIB, massa mulai membubarkan diri."

Adapun lokasi kerusuhan Tanjung Balai yang lain adalah:
- Jalan K.S. Tubun, sejumlah barang yang ada di dalam satu kelenteng dan sebuah bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jalan Nuri dirusak.
- Jalan Imam Bonjol, sejumlah barang di dalam wihara terbakar.
- Jalan W.R. Supratman, bangunan Yayasan Sosial Tionghoa dan tiga mobil dirusak.
- Jalan Ahmad Yani, sebuah pagar wihara dirusak.
- Jalan Ade Irma, sejumlah barang di dalam kelenteng berupa peralatan sembahyang (dupa, gaharu, lilin, dan minyak) terbakar.

SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

45 hari lalu

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.

Baca Selengkapnya

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

49 hari lalu

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

55 hari lalu

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

4 Maret 2024

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

Kerusuhan di Pulau Rempang antara warga dan aparat pecah pada 7 Agustus 2023. Warga menolak pengukuran lahan yang dilakukan pemerintah

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

18 Februari 2024

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

18 Februari 2024

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

17 Februari 2024

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

Media asing Al Jazeera berikan penilaian terhadap Prabowo yang menang pemilu 2024 hasil quick count

Baca Selengkapnya

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

13 Februari 2024

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.

Baca Selengkapnya

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

6 Februari 2024

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

Unjuk rasa di pusat repatriasi bagi migran di Roma, Italia, berubah menjadi kerusuhan setelah

Baca Selengkapnya