Pasca Gempa, Jumlah Penderita Skizofrenia di Yogya Meningkat

Reporter

Rabu, 27 Juli 2016 15:58 WIB

Dwi Putro, pelukis penyandang Skizofrenia, sedang melukis di sela-sela pameran tunggalnya di pelataran Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (07/11). TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jumlah penderita gangguan jiwa berat alias Skizofrenia di Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan tertinggi kedua, setelah Daerah Istimewa Aceh. Tingginya jumlah penderita skizofrenia itu terutama terjadi setelah gempa bumi pada 2006. “Banyak korban gempa yang masih hidup tertekan, tetapi tidak ada teman atau keluarga untuk mencurahkan isi hati,” kata Kepala Dinas Kesehatan DIY dokter gigi Pembayun Setyaningastutie dalam acara Peluncuran Sistem Rehabilitasi Pasien Skizofrenia Terintegrasi, Yogyakarta, Rabu, 27 Juli 2016.

Pembayun mengatakan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskerda) Kementerian Kesehatan pada 2013, jumlah penderita skizofrenia di DIY mencapai 2,7 per mil. Artinya, dalam 1.000 penduduk terdapat 2-3 orang penderita Skizofrenia atau Orang Dengan Skizofrenia (ODS). Meski pada gempa 2006, Bantul menjadi daerah dengan korban terbanyak, prevalensi tertinggi penderit skizofrenia ada di Kabupaten Kulon Progo yakni mencapai 4,7 per mil, adapun Bantul tercatat 4 per mil, Kota Yogyakarta 2,14 per mil, Gunung Kidul 2,05 per mil, dan terendah di Sleman 1,52 per mil.

Menurut Pembayun, saat ia menjabat Direktur Rumah Sakit Grhsia Sleman yang menangani pasien gangguan jiwa dan pengguna narkotika, sekitar tiga tahun lalu, ada 90 ODS yang dipasung. Sebanyak 60 orang di antaranya sudah dilepas karena dirujuk ke rumah sakit jiwa. “Tapi setelah pasien pulang, lalu kembali lagi (menjadi pasien RSJ). Saya gemas. Persoalannya ada pada keluarga dan masyarakat sekitar,” kata Pembayun.

Ketua Seksi Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Anak Agung Ayu Agung Kusumawardhani mengatakan, secara umum gejala skizofrenia mulai tampak pada usia muda 18-22 tahun. Masa itu adalah masa remaja mencari jati diri yang memerlukan banyak pembekalan.

Bagi yang tidak mendapat penanganan secara tepat, kondisi itu akan semakin parah pada usia 50-60 tahun. Selama ini, kata dia, skizofrenia masih dianggap bukan penyakit medis, tetapi karena sebab mistis. “Padahal itu penyakit pada otak. Kalau ditangani lebih dini dan tepat, bisa sembuh,” kata Kusumawardhani.

Berdasarkan kajian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, penanggulangan kesehatan jiwa tidak hanya melalui fisik atau medis saja. Melainkan rehabilitasi psikiatrik, psikososial, dan sosial harus diterapkan agar ODS bisa sembuh dan produktif kembali di lingkungan masyarakat. “Jadi perlu sistem rehabilitasi pasien Skizofrenia secara terintegrasi. DIY yang menginisiasi,” kata Sekretaris Eksekutif Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajeme Asuransi (KPMAK) Fakultas Kesehatan UGM Yogyakarta dokter Diah Ayu Puspandari.

Sistem itu merupakan hasil rumusan KPMAK FK UGM bekerjasama dengan Pemerintah DIY untuk tatalaksana skizofrenia secara komprehensif. Meliputi model pengobatan, perawatan, dan pendampingan ODS.

Direktur Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan dokter Fidiansjah tengah mempersiapkan kesepakatan bersama empat kementerian dan dua lembaga untuk penanggulangan skizofrenia. Meliputi Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian, Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta lembaga Kepolisian dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

PITO AGUSTIN RUDIANA



Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

5 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

13 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

16 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

28 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

32 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

52 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

58 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

59 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya