Neneng, Bocah Down Syndrome yang Melukis Sekjen UN Habitat

Reporter

Rabu, 27 Juli 2016 10:51 WIB

Neneng, gadis berkebutuhan khusus yang hobi melukis. Salah satu lukisannya jadi cinderamata untuk Sekretaris Jenderal UN Habitat Joan Clos pada Konferensi Perkotaan PBB, Preparatory Committee UN Habitat, 25 Juli 2016. TEMPO/ARTIKA

TEMPO.CO, Surabaya - Pembawaannya kalem, tak banyak berkata-kata. Sedikit malu-malu, tapi tak segan melempar senyuman. Gadis itu bernama Neneng, 16 tahun, berasal dari Bandung. Dari jemarinya, puluhan lukisan abstrak maupun potret wajah tamu-tamu penting Surabaya tercipta.

"Neneng ini yang paling produktif di antara adik-adik yang tinggal di sini," kata guru melukisnya, Andi Prayitno, saat ditemui Tempo di Liponsos UPTD Kalijudan Surabaya, Selasa, 26 Juli 2016.

Neneng adalah gadis dengan down syndrome, yakni sebuah kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental yang diakibatkan oleh abnormalitas perkembangan kromosom. Ia menghuni Liponsos sejak 2009 karena terjaring razia Satpol PP saat menggelandang.

Salah satu lukisan potret wajah Sekjen UN Habitat Joan Clos, menjadi cinderamata pada malam gala dinner penyelenggaraan The Third Preparatory Committee UN Habitat di Balai Kota Surabaya. Untuk menyelesaikannya, Andi turut berkolaborasi dengan Neneng. "Butuh waktu sekitar 5 sampai 7 hari untuk bikin ini," ujarnya.





Tak semua lukisan rampung dikerjakan Neneng sendirian. Sebab, melukis potret wajah butuh ketekunan dan kedisiplinan. Itulah mengapa di lukisan, tertera tulisan 'Neneng featuring Andi' atau pembimbing lainnya. "Karena selain saya bantu membuat sketsa dasarnya, saya ikut membetulkan goresannya. Misal bibirnya terlalu merah, giginya kurang bersih."

Sedangkan untuk lukisan bebas, Neneng suka melukis obyek abstrak. Ia juga punya kemampuan unik, yakni bisa "melihat" makhluk halus alias indigo. Tak jarang dalam kondisi tertentu, obyek lukisannya jadi aneh-aneh. "Tiba-tiba ia menggambar sosok perempuan berambut panjang, atau pocong. Saya suka merinding," ujar Andi, tergelak.

Sembari melukis, Neneng punya 'ritual' khusus. Dia wajib diputarkan musik dangdut melalui earphone. Lagunya pun hanya 4-5 buah saja, untuk dimainkan berulang-ulang. "Neneng harus ada musiknya Cita Citata atau Julia Perez," celetuknya. Kalau ia mulai capai, kata Andi, Neneng akan berjoget keliling aula besar tempat anak-anak itu melukis.

Karena memiliki down syndrome, Andi butuh waktu sekitar setahun untuk membuat Neneng akrab dengannya. Sebab, ia berpembawaan halus dan cenderung romantis. "Kalau merasa kurang saya perhatikan, dia akan cemberut lalu menangis di pojokan," katanya.

Bagi Andi, mengajar 48 anak berkebutuhan khusus merupakan tantangan sekaligus pembelajaran tersendiri. Setiap anak memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Bahkan, meskipun mereka berbeda dibandingkan anak-anak lain seusianya, karya mereka mencerminkan sentuhan khas yang tak ada bandingannya.

"Neneng ini contohnya, kecerdasannya otentik sehingga goresannya sungguh khas. Saya sendiri sampai cemburu dengan kemampuannya," ujar Andi, yang membina anak-anak itu sejak 2011.

Ditanya apa impiannya ke depan, dengan polos Neneng menjawab, "pameran di Perancis."

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

3 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

4 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

18 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Tanggal Gelaran WWDC 2024 Resmi Diumumkan, Ini Detailnya

31 hari lalu

Tanggal Gelaran WWDC 2024 Resmi Diumumkan, Ini Detailnya

WWDC 2024 akan diadakan secara virtual mulai tanggal 10 hingga 14 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

39 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya

Lindungi Israel, AS Halangi Swiss Agar Tidak Menggelar Konferensi Konvensi Jenewa

21 Desember 2023

Lindungi Israel, AS Halangi Swiss Agar Tidak Menggelar Konferensi Konvensi Jenewa

Pemerintahan Biden berencana mendesak Swiss agar menolak permintaan Palestina untuk mengadakan konferensi mengenai pelanggaran Konvensi Jenewa

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Giat Revitalisasi Taman di Seluruh Kota

14 November 2023

Pemkot Surabaya Giat Revitalisasi Taman di Seluruh Kota

Wali Kota Eri Cahyadi memastikan setiap taman memiliki tiga manfaat.

Baca Selengkapnya