Presiden Diminta Tinjau Ulang Proses Hukuman Mati

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 25 Juli 2016 16:06 WIB

Aktivis Indonesia, Puri Kencana Putri dari Kontras, Ricky Gunawan (LBH Masyarakat), dan Ruben Sumigar (ELSAM) mendesak Presiden Joko Widodo menghapus hukuman mati saat mereka berunjuk rasa "Global March Against the Death Penalty" dari City Hall ke Christina Frederick Plass (1,2 kilometer), Oslo, Norwegia, Kamis 23 Juni 2016. (AHMAD NURHASIM)

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, meminta pemerintah meminjau ulang proses hukum bagi para terhukum mati. "Haknya dari proses penyidikan hinggan pengadilan sudah dipenuhi atau belum," ujar dia di DPR, Senin, 25 Juli 2016.

Arsul mengatakan pemerintah bisa membentuk tim audit hukum untuk meninjau ulang semua proses pidananya. Tim harus diisi lembaga yang bebas dari ideologi mendukung atau menolak penerapan hukuman mati. Alasannya, menurut anggota Komisi Hukum ini, agar tim bisa bekerja secara adil. "Yang mengaudit bisa dari Komisi Kejaksaan atau LPSK."

Menurut Arsul, cara itu bisa dilakukan agar semua prosedur tidak ada yang salah. Selain itu, kata dia, agar kasus pembunuhan oleh Yusman Telaumbanua, buruh perkebunan asal Riau, tidak terjadi lagi. Yusman, kata Arsul, saat melakukan kejahatannya umurnya masih di bawah 18 tahun. Kasus Yusman saat ini sedang diupayakan untuk diajukan peninjauan kembali.

Terkait hukuman mati dalam pembahasan revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana, kata dia, penerapannya akan diatur secara hati-hati. Contohnya, ucap Arsul, jika seorang membunuh karena emosi, tidak perlu diberikan hukuman mati.

Selain itu, menurut dia, jika seorang terhukum mati berkelakuan baik dalam masa tahanan, bisa saja hukumannya berubah menjadi penjara seumur hidup. "Kecuali bandar narkoba, apalagi menjalankan bisnisnya dari dalam sel." Ia setuju hukuman mati asal kasusnya dikaji kembali.


Wakil Ketua Komisi Hukum, Benny Kabur Harman, sependapat dengan Arsul. Presiden, kata dia, harus mengevaluasi kembali kasus hukum para terhukum mati. "Hukuman mati jangan dijadikan ajang popularitas dan agar disebut tegas dalam penegakan hukum," ujar Politikus Partai Demokrat ini.

HUSSEIN ABRI DONGORAN

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

2 hari lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya