Rokok Penyebab Kemiskinan di Jateng Setelah Beras

Reporter

Selasa, 19 Juli 2016 14:27 WIB

Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten via Getty Images

TEMPO.CO, Semarang - Keberadaan rokok kretek filter dinilai menjadi penyebab salah kemiskinan di Jawa Tengah setelah beras. Temuan itu berdasarkan survei profil kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah pada periode September 2015 hingga Maret 2016.

“Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan pada Maret 2016 adalah beras dan rokok kretek filter,” kata kepala BPS Jateng Margo Yuwono, di kantornya, Senin 18 Juli 2016.

Menurut Margo, selain rokok dan beras komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah biaya perumahan dan bensin. Meski tak memberikan alasan jelas, peranan komoditi makanan terhadap kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Ia menyebutkan pada Maret 2016 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap kemiskinan di Jateng sebesar 73,00 persen. “Itu mengalami sedikit perubahan dibandingkan dengan September 2015 yang sebesar 73,23 persen,” kata Margo menambahkan.

Tercatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada Maret 2016 mencapai 4,507 juta orang atau sebanyak 13,27 persen naik sekitar 1,11 ribu orang jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2015 yang tercatat sebesar 4,506 juta orang.

Hasil survei BPS jateng menunjukan penduduk miskin perkotaan di Jateng naik sekitar 34,51 ribu orang dari 1.789,57 orang menjadi 1.824,08. Peningkatan angka kemiskinan penduduk perkotaan d Jateng itu berrbanding terbalik dengan penduduk miskin di pedesaan yang justru turun pada periode yang sama. Dalam data yang ia sampaikan menunjukan angka kemiskinan penduduk pedesaan di Jateng berkurang 33,4 rbu orang dari 2.716,21 ribu menjadi 2.682,81 ribu orang.

Tercatat pada hitungan komulatif pada periode September 2015 hingga Maret 2016 menunjukan mencapai 4,507 juta orang atau 13,27 persen atau naik sekitar 1,11 rbu orang yang sebelumnya tercatat sebesar 4,506 juta orang atau 13,32 persen.

Margo menjelaskan, meskipun meningkat namun secara persentase penduduk miskin turun sebesar 0,05 persen. “Selama periode September 2015-Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan naik sekitar 34,51 ribu orang dari 1.789,57 ribu orang pada September 2015 menjadi 1.824,08 ribu orang pada Maret 2016,” kata Margo menjelaskan.

Sekretaris Gerakan Masyarakat Tembakau Indonesia, Syukur Fahrudin membantah hasil survei BPS yang menjadikan rokok sebagai salah satu faktor pendorong kemiskinan di Jateng. Menurut dia, keberadaan komoditas rokok tak bisa dijadikan acuan mengukur kemisikinan.

“Tudingan rokok sebagai biang kemiskinan diliat dari pemenuhan hidup itu tak realistis,” kata Syukur Fahrudin.

Menurut dia, efek pertumbuhan ekonomi masyarakat dari industri rokok di Jateng justru tinggi. Ia menyebutkan industri rokok di Jateng telah mampu menyerap tenga kerja besar, hingga buruh tani dan pedagang kelontong.

“Terbukti Cukai rokok tinggi tahun ini meningkat, pendapatan pemerintah provinsi dari pertumbuhan dana bagi hasil cukai tembakau juga tinggi,” kata Syukur menjelaskan.

Menurut dia realisasi cukai hasil tembakau tahun ini mencapai Rp 651,7 miliar. Angka itu dinilai lebih tinggi dari targetkan pajak Rp 463,1 miliar.

Syukur juga mempertanyakan survei BPS yang dinilai hanya berdasarkan data yang tak memberikan fakta. “Ketrbukaan fakta datanya di mana,” katanya.

EDI FAISOL

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

12 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

12 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

30 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya