Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berdialog dengan murid Sekolah Dasar Warga di Surakarta, Jawa Tengah, 6 Agustus 2015. Kegiatan Gubernur Jawa Tengah tersebut selain membagikan seragam sekolah dasar bagi siswa yang tidak mampu juga menghadiri pelantikan panitia Ibadah Haji Surakarta. Bram Selo Agung/Tempo
TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan kenangan tentang pengalamannya saat pertama kali masuk di Sekolah Dasar Negeri Tawangmangu 1-2.
Menurut Ganjar, saat itu ia diantar ibunya. Namun, saat masuk ke kelas, ia merasa tidak nyaman. "Waktu masuk SD pertama kali, saya merasa tidak bisa bertemu teman-teman. Saya ingat betul, saat itu saya menangis," katanya kepada wartawan yang menemuinya setelah mengantarkan anak semata wayangnya, M. Zinedine Alam Ganjar, ke SMP Negeri 2 Kota Semarang, Senin pagi, 18 juli 2016.
Ganjar menuturkan, karena merasa tidak nyaman, ia hanya bisa bertahan beberapa jam di dalam kelas. Ia pun minta pulang. "Ibu saya menunggu, akhirnya saya sekolah hanya beberapa jam, terus pulang. Saat itu, yang saya bayangkan adalah kelas ini tidak nyaman," ujarnya.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu akhirnya merasa nyaman bersekolah karena mendapat dorongan moral dari sang ibu. Bimbingan orang tua saat itu membuat dirinya bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Dia pun termasuk anak cerdas. Ganjar juga tak memungkiri saat SD juga dikenal nakal, seperti anak-anak lainnya.
Dari pengalamannya itu, Ganjar berharap tidak ada siswa yang mengalami masalah pada hari pertama bersekolah. Itu sebabnya ia membolehkan jika ada pegawai negeri Provinsi Jawa Tengah meminta izin untuk mengantarkan dan mendampingi anak mereka di sekolah.
Pegawai negeri yang terlambat ke kantor karena urusan anak di sekolah juga ditoleransi, yang disesuaikan dengan keperluannya. "Kalau ada pegawai yang anaknya tidak nyaman, pegawai pemerintah provinsi boleh telepon pemimpinnya. Tapi kalau (anaknya) tidak bermasalah, ya ditinggal," ujar Ganjar.