Kementerian Kesehatan Vaksinasi Ulang Anak yang Mendapat Vaksin Palsu
Editor
Juli Hantoro
Minggu, 17 Juli 2016 06:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Vaksin Palsu untuk mendalami beredarnya vaksin palsu di Jakarta dan sekitarnya. Satgas Vaksin Palsu yang terdiri atas Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melakukan pendalaman setelah diumumkannya rumah sakit yang diduga menggunakan vaksin palsu.
Pasca-pengumuman itu, Satgas mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur dan Rumah Sakit Sayang Bunda, Bekasi. “Tujuannya, menemukan nama-nama pasien yang mendapat vaksin palsu,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam keterangan resminya, Sabtu, 17 Juli 2016.
Selain melakukan pendataan nama pasien yang mendapat vaksin palsu, Satgas melakukan audit pelayanan kefarmasian yang dijalankan rumah sakit. Audit dilakukan mulai proses perencanaan, penggunaan, hingga pemusnahan limbah vaksin. Satgas juga mendalami kemungkinan keterlibatan pihak manajemen.
Kementerian sendiri telah merencanakan imunisasi ulang terhadap 197 anak yang terindikasi mendapatkan vaksin palsu dari klinik bidan EN, Jakarta Timur. Seusai proses verifikasi data dan pemeriksaan kesehatan, pasien akan mendapat vaksin yang disediakan pemerintah. “Pemerintah akan lakukan proses imunisasi ulang. Tapi sebelumnya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan, seperti nama pasien, jenis vaksinnya, dan kapan memperolehnya,” ujar Oscar Primadi.
Sebelum imunisasi ulang dilakukan, Satgas bekerja sama dengan puskesmas dan aparat setempat melakukan komunikasi dengan orang tua pasien dan pemeriksaan pasien. Hal ini diperlukan untuk memastikan nama, usia, dan jenis vaksin yang disuntikkan kepada pasien.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan Kementerian Kesehatan sedang mempersiapkan imunisasi ulang di 14 rumah sakit yang terduga menggunakan vaksin palsu. “Satgas dalam proses verifikasi data pasien sekaligus menyiapkan imunisasi ulang,” tutur Maura.
LARISSA HUDA