Jika Jokowi Reshuffle Kabinet, Ini Saran Pengamat  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Rabu, 13 Juli 2016 21:53 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla dan menteri kabinet kerja saat berfoto bersama seusai rapat koordinasi tahap kelima dengan walikota seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jabar, 20 Februari 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, meyakini Presiden Joko Widodo tidak akan mengambil posisi jatah menteri yang sedang dijabat politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Jatah PDIP tidak akan dikurangi," kata Yunanto saat dihubungi Rabu, 13 Juli 2016.

Menurut Yunarto, PDI Perjuangan adalah partai yang memiliki porsi khusus di Kabinet Kerja. Alasannya partai inilah yang punya andil besar dibanding partai lain, yaitu pengusung utama Jokowi sebagai presiden.

Apabila ada pergantian menteri, menurut Yunanto, partai yang perlu waspada adalah partai menengah yang posisinya diyakini tidak sekuat PDI Perjuangan. "Yang dikorbankan pasti partai menengah. Tidak perlu saya sebutlah partainya," katanya.

Isu reshuffle menguat. Sejumlah partai pendukung pemerintah yakin perombakan kabinet akan dilakukan dalam waktu dekat. Hari ini, 13 Juli 2016, sejumlah menteri telah dipanggil Presiden Jokowi ke Istana. Di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi juga memanggil Surya Paloh, bos NasDem, partai pendukung pemerintah yang kadernya ada yang menjadi menteri.

Menurut Yunarto, Indonesia memiliki kabinet semi politik, atau terdiri atas profesional dan politikus. Karena ada unsur politiknya, maka ada pula unsur balas budi. Perubahan posisi partai yang jadi mendukung pemerintah tentu akan membuat Presiden memberikan kursi kepada partai yang mendukungnya sebagai bentuk balas budi.

Yunarto merasa tidak masalah apabila ada pemberian kursi kepada petugas partai pendukung. Yang perlu diperhatikan, kata Yunarto, adalah pemilihan kader yang tepat. "Penempatannya harus secara kualitatif, tempatkan kader yang memiliki kemampuan di departemen yang sesuai," katanya.

Pengamat dari PolComm Institute, Heri Budianto, mengatakan kinerja kabinet akan tetap solid jika perombakan menteri dilakukan untuk posisi non-partai politik. "Jika Partai Golkar dan PAN mendapatkan jatah menteri, maka kursi menteri non-parpol yang seharusnya digeser, sehingga kinerja pemerintahan akan tetap solid," kata Heri seperti dikutip dari Antara.

Hanya saja, kata Heri, apabila Golkar mengincar jatah menteri maka benturannya akan keras karena partai berlambang pohon beringin ini tidak mendukung Jokowi saat pemilihan presiden. Heri menghitung ada 20 kursi menteri non-partai politik dan itu semua posisi strategis. Sehingga komposisi kabinet saat ini pada dasarnya didominasi kalangan non-partai politik.

Sedangkan menteri dari partai politik berjumlah 14 menteri. "Parpol ini yang keringatan dan punya kursi di DPR. Kalau mengambil porsi menteri non-parpol, tidak ada risiko politiknya," ujarnya. Menurut dia, saat ini menteri dari parpol hanya diberi posisi tidak strategis, tapi diganggu dan dirusak terus.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

1 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

2 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

3 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

3 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

3 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

4 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

5 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

7 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

7 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya