Daerah Penyebaran Vaksin Palsu Minta Divaksin Ulang  

Reporter

Kamis, 30 Juni 2016 14:29 WIB

Rumah tersangka pembuat vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman di Kuningan, Jawa Barat. TEMPO/DEFFAN PURNAMA

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat, Karolin Margret Natasa, meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji ulang sampel vaksin yang beredar di seluruh Indonesia. Uji ulang ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui daerah persebaran vaksin palsu, sehingga kepolisian bisa melacaknya dengan cepat.

Permintaan Margret ini untuk menyikapi penyidikan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri yang berhasil mengungkap kasus vaksin palsu. "Artinya, bayi yang lahir diduga terindikasi diimunisasi dengan vaksin palsu," kata Karolin, Kamis, 30 Juni 2016.

Menurut Karolin, Kementerian Kesehatan juga harus mendata rumah sakit yang kemungkinan menggunakan vaksin palsu. "Telusuri distributor vaksin palsu untuk mengetahui peredarannya," ujarnya.

Ia mengatakan, meskipun sebanyak 194 negara, termasuk Indonesia, menyatakan imunisasi aman dan bermanfaat untuk mencegah penyakit. Namun, jika vaksin yang dipakai palsu, akan membahayakan kesehatan bayi.

Dengan demikian, apabila terbukti ada penggunaan vaksin palsu di suatu daerah, Karolin meminta pemerintah melakukan vaksin ulang dengan yang asli. Tujuannya, untuk menjaga keamanan dan perlindungan bayi di bawah 5 tahun.

Selasa kemarin, BPOM menyebutkan 28 sarana fasilitas kesehatan yang berada di sembilan provinsi tidak membeli vaksin dari distributor resmi. Daerah itu adalah Pekanbaru, Serang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Mataram, Palu, Surabaya, dan Batam. Sarana fasilitas kesehatan ini yang dimaksud berupa rumah sakit swasta, bidan di rumah bersalin, rumah sakit ibu-anak, klinik umum, serta apotek.

Pelaksana tugas Kepala BPOM Bahdar Johan Hamid mengatakan ada pula 40 sarana fasilitas kesehatan yang menerima selebaran dari distributor abal-abal. Namun, kata dia, BPOM masih memastikan kandungan vaksin dari distributor abal-abal tersebut. Pengujian dilakukan di laboratorium BPOM dan Biofarma, produsen vaksin asli.

Bahdar mengatakan lembaganya telah menyegel vaksin palsu di 40 sarana fasilitas kesehatan, sehingga distribusi dihentikan selama proses pengecekan.

HUSSEIN ABRI YUSUF

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

9 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

10 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

11 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya