TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Lembaga Kemanusiaan Nasional Aksi Cepat Tanggap mulai membangun rumah tahan gempa sebanyak 148 unit. Rumah tersebut dibangun di Dusun Kedaton, Kecamatan Plered, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembangunan dimulai Sabtu lalu. Jumlah 148 unit merupakan sebagian dari pendirian rumah sebanyak 5.000 rumah unit di lokasi korban gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah.Direktur Aksi Cepat Tanggap, Ahyudin, menyatakan, tipe rumah yang dibangun setara dengan tipe 45. Konstruksi rumah tahan gempa ini dirancang lulusan teknik sipil Jepang. "Kami targetkan 148 unit rumah bakal selesai dalam satu bulan," kata Ahyudin. Mengenai jumlahnya, Ahyudin menyatakan, pembangunan 148 rumah itu adalah percepatan yang dilakukan lembaganya. "Kondisi pengungsian di lapangan sangat memprihatinkan, makanya kami mempercepat pembangunan," ujarnya.Kecamatan Plered adalah salah satu kawasan yang mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempa pada 27 Mei lalu. Di beberapa wilayah dusun di kecamatan ini bahkan 100 persen rumah hancur dan memaksa ribuan warga bertahan di tenda-tenda darurat di sela-sela runtuhan bangunan yang hancur. Ahyudin mengungkapkan, alokasi yang disediakan untuk satu rumah mencapai Rp 45 juta. Dalam program 5.000 rumah itu dia menggarap program ini dengan total nilai proyek Rp 225 miliarr. Progaram bakal dilakukan dengan mengajak serta masyarakat dalam proses pembangunan. "Pengerjaannya gotong-royong dengan pengawasan konnsultan," katanya.Ahli sipil dan sarana fisik Universitas Gadjah Mada, Ir. Ikaputra Meng, PhD, mengungkapkan, pihaknya juga telah merancang prototipe rumah tinggal sementara. Desain rumah itu berbiaya murah dan tahan terhadap gempa karena saat ini kawasan Yogyakarta terutama wilayah Bantul masih terus digoyang gempa. Ikaputra menjelaskan, desain utama rumah sederhana itu berukuran 3 x 3 meter dengan bahan utama bambu. "Bentuk ini bisa dikembangkan dengan cara menggabungkan dua bangunan yang sama menjadi satu," katanya. Dengan bentuk dan bahan seperti itu satu unit rumah ditargetkan cukup dengan dana Rp 500 ribu. " Ini hanya untuk sementara dalam kondisi darurat," ujar dia. Keistimewaan desain rumah sederhana selain murah bahan bakunya tidak sukar dicari. Di Yogyakarta dan Jawa Tengah bambu gampang ditemukan. Rumah ini juga bisa didirikan sendiri oleh masyarakat dan tim hanya cukup mengawasi.Ari Aji