Jokowi Diharapkan Turun Tangan Atasi Konflik Lahan Maura Tae

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 29 Juni 2016 04:21 WIB

Ilustrasi. scpr.org

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Adat Muara Tae, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, mendesak Presiden Joko Widodo menghentikan intimidasi dan ancaman pembunuhan terhadap mereka. Ancaman itu diduga dilancarkan perusahaan kelapa sawit PT Borneo Suryo Mining Jaya (BSMJ).

Ketua Perkumpulan Adat (Kaoem Telapak) Zainuri Hasyim mengatakan masuknya PT BSMJ di kampung mereka telah menyebabkan munculnya intimidasi dan ancaman pembunuhan bagi masyarakat adat Muara Tae, yang memilih tidak melepaskan lahannya kepada perusahaan tersebut.

Zainuri berharap andilnya Presiden Jokowi dapat menuntaskan penderitaan masyarakat, sekaligus preseden bagi penyelesaian konflik yang menimpa masyarakat adat di tempat lain. “Sudah saatnya Presiden turun tangan menuntaskan permasalahan yang telah berlangsung sejak 45 tahun lalu ini,” ujar Zainuri, Rabu, 29 Juni 2016.

Konflik itu kembali muncul saat tokoh masyarakat adat Muara Tae, Petrus Asuy, mendapat surat panggilan kedua dari Kepala Kepolisian Sektor Jempang pada 22 Juni 2016. Ia diminta menghadiri pertemuan mediasi atas permintaan PT BSMJ terkait dengan klaim lahan masyarakat adat di Kampung Muara Tae.

Petrus Asuy diminta menandatangani dokumen verifikasi lahan yang dilakukan pengurus kampung dan PT BSMJ. Namun, melalui surat balasan atas pemanggilan Kapolsek, pada 23 Juni 2016, Petrus Asuy menegaskan bahwa dia tidak akan menghadiri pertemuan mediasi tersebut.

Sebabnya, menurut Petrus, Kepala Polsek tidak seharusnya melakukan mediasi yang bukan kesepakatan kedua belah pihak. Petrus beranggapan dokumen verifikasi terkait dengan klaim kepemilikan lahan ini tidak valid. Selain itu, permasalahan ini sudah diproses di tingkat nasional melalui Komnas HAM dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Akibat menolak hadir, tokoh masyarakat Muara Tae lainnya, Masrani, mengaku mendapat intimidasi dan ancaman pembunuhan dari kelompok perusahaan. "Kami membutuhkan perlindungan hukum," ucapnya.

Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Abdon Nababan menyatakan Inkuiri Nasional Komnas HAM RI telah menemukan beragam pelanggaran HAM yang dilakukan PT BSMJ. Yakni menggunakan aparat keamanan menjadi mediator sengketa klaim di antara sesama warga masyarakat adat.

Mediasi itu tanpa persetujuan awal yang layak untuk proses mediasi yang adil dan berimbang. “Pemerintah harus menghentikan pelanggaran HAM ini, termasuk upaya-upaya mengalihkan perampasan tanah adat Kampung Muara Tae oleh PT BSMJ menjadi sengketa lahan di antara warga masyarakat adat,” ucap Abdo.

Konflik agraria di Kampung Muara Tae terjadi sejak 1971. Bahkan hingga kini konflik bertambah banyak dan tidak satu pun terselesaikan. Sejak 1971, Kampung Muara Tae dengan luas 12 ribu hektare telah disekat-sekat oleh enam perusahaan.

Kehadiran sejumlah perusahaan ini memicu konflik agraria berkepanjangan akibat penolakan masyarakat terhadap perusahaan hak pengusahaan hutan (HPH), hutan tanaman industri (HTI), perkebunan kelapa sawit, dan perusahaan yang tambang silih berganti menguasai lahan dari Suku Dayak Benuaq ini.

Adapun Tempo tengah berusaha meminta konfirmasi kepada manajemen PT Borneo Suryo Mining Jaya terkait dengan sengketa kepemilikan lahan itu.

DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Berita terkait

Bupati Kutai Barat Minta Maaf atas Kasus Pemukulan yang Dilakukan Ajudannya

21 Desember 2023

Bupati Kutai Barat Minta Maaf atas Kasus Pemukulan yang Dilakukan Ajudannya

Bupati Kutai Barat FX Yapan menyatakan permohonan maafnya atas peristiwa pemukulan yang dilakukan ajudannya kepada seorang sopir truk.

Baca Selengkapnya

Pesona Destinasi Wisata di Kabupaten Kutai Barat: Dari Alam Hingga Kekayaan Budaya

6 November 2023

Pesona Destinasi Wisata di Kabupaten Kutai Barat: Dari Alam Hingga Kekayaan Budaya

Kabupaten Kutai Barat memiliki destinasi wisata yang mempesona bagi para pelancong yang mencari petualangan alam dan budaya

Baca Selengkapnya

Jokowi Ucapkan Salam Bahasa Dayak, Begini Arti dan Falsafahnya

6 November 2023

Jokowi Ucapkan Salam Bahasa Dayak, Begini Arti dan Falsafahnya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sampaikan salam dalam bahasa Dayak saat kunjungannya ke Kutai Barat belum lama ini. Berikut arti dan falsafahnya.

Baca Selengkapnya

3 Kuliner Khas Kabupaten Kutai Barat: Ada Bubur Lezat Bisa Buat Sarapan

5 November 2023

3 Kuliner Khas Kabupaten Kutai Barat: Ada Bubur Lezat Bisa Buat Sarapan

Festival Gemeoh Siam Ultimah merupakan festival makan yang telah menjadi bagian kearifan Kabupaten Kutai Barat.

Baca Selengkapnya

5 November Sebagai HUT Kabupaten Kutai Barat, Ada Festival Dahau 2023

5 November 2023

5 November Sebagai HUT Kabupaten Kutai Barat, Ada Festival Dahau 2023

Kabupaten Kutai Barat dengan Ibu kota Sendawar merupakan kabupaten pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai

Baca Selengkapnya

Kisah Si Anggrek Hitam yang Terdapat di Belakang Uang Kertas Baru Pecahan Rp 20.000

19 Agustus 2022

Kisah Si Anggrek Hitam yang Terdapat di Belakang Uang Kertas Baru Pecahan Rp 20.000

Salah satu bunga asli Indonesia yang terdapat dalam uang kertas baru adalah bunga anggrek hitam pada pecahan Rp20.000. Bagaimana kelestariannya kini?

Baca Selengkapnya

Redam Isu SARA, Polisi Libatkan Tokoh Adat di Kasus Pembunuhan di Kutai Barat

10 Februari 2021

Redam Isu SARA, Polisi Libatkan Tokoh Adat di Kasus Pembunuhan di Kutai Barat

Pelaku dikenakan sanksi adat Rp 1,8 miliar. Sementara polisi menjeratnya dengan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janji Audit Pembebasan Lahan di Kampung Baru

23 November 2018

Anies Baswedan Janji Audit Pembebasan Lahan di Kampung Baru

Anies Baswedan telah mengunjungi permukiman penduduk di di Kampung Baru, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur pada 21 November 2018.

Baca Selengkapnya

Anak Buah Jadi Tersangka, Anies Baswedan: Dia Masih Kepala Dinas

30 Agustus 2018

Anak Buah Jadi Tersangka, Anies Baswedan: Dia Masih Kepala Dinas

Anies Baswedan menyatakan akan patuh jika ada aturan yang mengharuskan Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendarwan dinonaktifkan.

Baca Selengkapnya

Sengketa KAI-Kemenhub, BPN Ukur Ulang Lahan di Stasiun Depok Baru

19 Desember 2017

Sengketa KAI-Kemenhub, BPN Ukur Ulang Lahan di Stasiun Depok Baru

Berulang kali disengketakan KAI dan Kemenhub, BPN berencana mengukur lahan seluas 7.000 meter persegi, yang berada di Stasiun Depok Baru.

Baca Selengkapnya