Risiko Tsunami di Bandara Kulon Progo Bisa Capai 100 Persen  

Reporter

Selasa, 28 Juni 2016 04:05 WIB

Seorang warga menangis di depan makam leluhurnya yang akan hilang akibat pembangunan bandara di Pedukuhan Kalirejo, Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta, 16 Desember 2015. Proses pengukuran serta pematokan tanah oleh petugas Badan Petanahan Nasional sempat dihadang warga yang menolak. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Potensi risiko tsunami akan naik hingga 100 persen jika kawasan pesisir di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, dijadikan bandar udara. Potensi itu lebih besar ketimbang lokasi calon bandara tersebut tetap dibiarkan menjadi area pertanian, yang hanya berpotensi 18 persen.

Pernyataan itu disampaikan Eko Teguh Paripurna, ahli geologi dan kebencanaan dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, dalam acara diskusi yang diadakan LBH Yogyakarta bertema “Menimbang Kembali Rencana Pembangunan Bandara Kulon Progo sebagai Pembangunan Berisiko terhadap Lingkungan” di Bintaran, Yogyakarta, Sabtu, 25 Juni 2016.

“Kalau jadi bandara, bisa naik 100 persen. Itu bisa dihitung dari aset yang ada saat ini,” kata Eko. Menurut dia, aset yang ada di lokasi calon bandara saat ini meliputi 18 persen untuk permukiman dan sisanya, antara lain, untuk pertanian serta perkebunan.

Apabila tsunami terjadi, yang harus mendapat perhatian serius adalah aset 18 persen atau permukiman warga itu. “Gempa dan tsunami itu potensi bencana di laut,” tuturnya.

Ironisnya, ucap Eko, ada ketidakkonsistenan pemerintah dalam menyikapi kawasan zona merah bencana. Mengingat kawasan pesisir selatan Jawa, termasuk lokasi calon bandara di Kulon Progo, telah ditetapkan sebagai zona merah karena rawan tsunami berdasarkan pembahasan potensi tsunami pada 2012.

“Kalau zona merah di Merapi hanya boleh untuk pertanian. Kalau zona merah tsunami di pesisir malah untuk bandara. Pertanian diusir,” katanya.

Apabila berkaca pada kasus tsunami di pesisir Banyuwangi dan Pangandaran, air masuk dengan ketinggian 11 meter dalam waktu 40 menit sejauh 6 kilometer.

Eko pun mengingatkan pemerintah untuk mengelola risiko tersebut dengan menyiapkan desain manajemen risikonya berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Ancaman lain, menurut Eko, adalah kawasan calon bandara tersebut biasa dilewati rombongan burung yang bermigrasi. Kondisi tersebut dinilai bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY Tony Agus Wijaya meminta publik tidak menjadikan bencana sebagai ancaman yang ditakuti, melainkan diantisipasi dengan meminimalkan risiko bencana.

Dia mengacu pada teknologi konstruksi bangunan yang telah dilakukan untuk membangun bandara di beberapa negara baju. Dia meyakini pembangunan bandara di Kulon Progo sudah direncanakan.

“Misalnya Arab dan Singapura, yang sudah punya teknik membangun di atas laut,” ucap Tony saat dihubungi Tempo, Senin, 27 Juni 2016.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

3 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

4 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

4 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

4 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

5 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

6 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

6 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

11 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

15 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya