Sudah Tiga Pekan, Pendaki Swiss Belum Ditemukan di Semeru

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 21 Juni 2016 10:04 WIB

Pendaki menikmati panorama matahari terbit di atas puncak Gunung Penanggungan, Jawa Timur, 31 Mei 2015. Gunung berapi yang sedang dalam masa tidur ini sering dijuluki miniatur Gunung Semeru. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Lumajang - Beberapa hari terakhir ini, muncul selebaran yang ditempel di sekitar posko pencarian pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux, tepatnya di Posko Tawonsongo dan Posko Ranupani.

Sayembara itu menyebutkan akan memberikan hadiah uang kepada siapa pun yang berhasil menemukan pendaki yang hilang di Gunung Semeru sejak awal bulan Juni 2016. Dalam selebaran itu disebutkan ada hadiah sebesar Rp 15 juta.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) John Kennedy mengatakan pihaknya tidak tahu-menahu siapa yang membuat selebaran tersebut. "Kami enggak tahu siapa yang membuat. Sebagian besar telah kami musnahkan," ucap John, Selasa, 21 Juni 2016.

Keberadaan selebaran sayembara pencarian itu menuai sorotan sejumlah pihak. "Selebaran itu menyinggung perasaan tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," ujar Komandan Tim Reaksi Cepat BPBD Lumajang Wawan Hadi.

Tim SAR sudah berupaya keras melakukan pencarian. "Lebih dari 50 orang yang terlibat dalam pencarian itu," tutur Wawan. Namun survivor itu tetap tidak ditemukan.

Pencarian bahkan didukung dengan drone, kendati tidak bisa maksimal lantaran angin kencang dan kabut tebal di Gunung Semeru. Operasi SAR dimulai sejak Kamis, 9 Juni 2016.

Lionel Du Creaux dan Alice Guignard, warga negara Perancis, memulai pendakian pada Jumat, 3 Juni 2016. Dua pendaki ini berangkat dari Malang. Mereka masuk Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, pukul 07.00 WIB dan langsung menuju lokasi pendakian tanpa pemberitahuan atau melapor ke pos pendakian.

Pada pukul 10.22 WIB, keduanya sampai di Ranu Kumbolo dan melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Tiba di Kalimati sekitar pukul 11.55 WIB. Selanjutnya mereka mendaki ke puncak dan sampai di daerah Watu Gede sekitar pukul 14.01 WIB.

Pada pukul 17.47 WIB, Alice tidak melanjutkan perjalanan ke puncak karena tidak kuat dan memutuskan kembali ke Kalimati. Namun Lionel tetap melanjutkan ke puncak.

Karena tidak tahu jalan, Alice tersesat karena tidak melalui jalur sebelumnya. Dia malah menuju punggungan bukit arah ke kiri arah Arcopodo. Di lokasi, Alice bertahan dan menunggu selama dua hari.

Pada Senin, 6 Juni 2016, Alice ditemukan Heri Sumantri dari tim Haspala Malang yang sedang memandu tamu. Alice ditemukan sekitar pukul 22.00 WIB setelah teriakan minta tolongnya didengar Heri.

Alice dibawa turun dan pada Selasa sore, 7 Juni 2016. Selanjutnya Alice melaporkan secara resmi kronologi hilangnya Lionel kepada petugas di Resort Ranupani.

DAVID PRIYASIDHARTA



Berita terkait

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

14 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

17 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

37 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

2 Oktober 2023

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

Bencana kekeringan pun melanda Lumajang.

Baca Selengkapnya

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

20 September 2023

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur meminta para petani di Kabupaten Lumajang belajar ke para petani di daerah Mataraman untuk mengatasi masalah kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

15 September 2023

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

Sebanyak 17 desa di 7 Kecamatan Kabupaten Lumajang menjadi daerah terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini. BPBD beri bantuan air bersih.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

8 Juli 2023

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat untuk menghadapi bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

7 Juli 2023

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

Bencana tanah longsor memakan tiga korban jiwa di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kisah Lumajang yang Sudah Berdiri Sejak Era Kerajaan Majapahit

16 Desember 2022

Kisah Lumajang yang Sudah Berdiri Sejak Era Kerajaan Majapahit

Pada zaman kerajaan Majapahit, Lumajang menjadi daerah otonom yang bernama Lamajang Tigang Juru. Kabupaten ini berdiri sejak 767 tahun lampau.

Baca Selengkapnya