Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyebabkan enam orang meninggal.
“Enam orang meninggal sudah dievakuasi dan satu masih pencarian. Pendataan masih dilakukan,” kata Sutopo melalui pesan WhatsApp, Minggu, 19 Juni 2016.
Sutopo mengatakan banjir sudah surut di sebagian wilayah Jawa Tengah. Namun daerah yang masih terendam banjir di antaranya Purworejo, Kendal, dan Karanganyar. “Penanganan darurat masih terus dilakukan,” ujar Sutopo.
Pencarian korban yang tertimbun longsor dan banjir masih dilakukan oleh tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Palang Merah Indonesia, dan lainnya.
Menurut Sutopo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah memerintahkan BPBD dari daerah lain mengerahkan bantuan untuk menangani wilayah yang dilanda banjir dan longsor, seperti Kabupaten Boyolali, Magelang, Sukoharjo, Temanggung, Wonosobo, dan Semarang.
Ganjar Pastikan Pelayanan Publik di Banjarnegara Berjalan Baik
6 September 2021
Ganjar Pastikan Pelayanan Publik di Banjarnegara Berjalan Baik
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta seluruh pejabat Banjarnegara untuk berubah. Kejadian yang telah menimpa Banjarnegara harus menjadi momentum untuk mereformasi diri.