Kawanan kera hitam (Macaca Maura) mencari makan di habitatnya hutan Karaengta, Taman Nasional Bantimurung, Maros, 30 April 2016. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Kendari - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya mengevakuasi kera hitam (Macaca ochreata) yang keluar dari hutan dan masuk ke kota. Satwa endemik Sulawesi itu diduga kelaparan akibat kekurangan pasokan makanan di habitatnya.
Prihanto dari BKSDA Sultra mengatakan evakuasi dilakukan Rabu siang, 15 Juni 2016. Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan perangkap berupa kandang. Saat dievakuasi kera hitam itu dalam kondisi sehat.
Dalam proses evakusi itu tim BKSDA hanya berhasil memerangkap satu ekor kera. Kini satwa langka yang dilindungi itu diamankan di kantor BKSDA Kendari yang berada di jalan Laute.
“Besok tim akan kembali melanjutkan evakuasi,” tutur Prihanto saat dikonfirmasi Tempo.
Awalnya BKSDA berencana menggunakan senapan bius untuk memindahkan kawanan kera hitam itu. Rencana itu urung dilakukan karena berisiko membahayakan keselamatan satwa langka yang berada di sekitar Taman Kota Jalan Abu Nawas Kendari.
“Kalau pingsan dan jatuh dari ketinggian, binatang itu bisa terluka bahkan bisa berujung kematian,” kata Prihanto.
Menurut Prihanto, BKSDA masih akan mengevakuasi tiga kera hitam lagi. Setelah itu pihaknya akan melepaskan satwa itu kembali ke habitatnya di sekitar Tahura Nipa-nipa atau Hutan Tanjung Peropa di Konawe Selatan.
Pri menyesalkan matinya seekor kera hitam yang diduga ditembak menggunakan senapan angin. Kera hitam atau lebih dikenal dengan macaca ochreata ini merupakan satwa endemik yang hanya hidup di pulau Sulawesi.
Satwa ini masuk dalam kategori satwa yang dilindungi karena populasinya semakin berkurang. “Kalau masuk dalam kota kemungkinan karena terganggu di tempat hidupnya tau kekurangan makanan,” terang Pri menjelaskan asal muasal kawanan kera bisa masuk dikeramain kota.
Minggu 12 Juni lalu, warga dikejutkan dengan kawanan kera hitam yang tetiba saja berada di area Taman Kota, MTQ. Kawanan kera itu bergelantungan di pohon trembesi.