Atasi Kenaikan Harga Pangan, BI Cirebon Dekati Ulama  

Reporter

Kamis, 2 Juni 2016 23:01 WIB

Pedagang merapihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 1 Februari 2016. Menurut Badan Pusat Statistuk Nasional inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen, kelompok bahan makanan menjadi komponen pembentuk inflasi tertinggi pada Januari yaitu 2,2 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Cirebon - Pemerintah Kota Cirebon meminta masyarakat tak konsumtif selama bulan puasa. “Masyarakat perlu diedukasi menjelang Ramadan ini,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Asep Dedi, Kamis, 2 Juni 2016.

Edukasi dilakukan supaya masyarakat tidak terlalu konsumtif, yang mengakibatkan tingginya permintaan. Permintaan yang tinggi, menurut Asep, mengakibatkan spekulan menaikkan harga pangan. Selain itu, Asep meminta dinas terkait memanggil dan membina distributor agar tidak mengambil keuntungan yang sangat tinggi menjelang Ramadan.

Untuk mengendalikan kenaikan harga pangan, Pemkot Cirebon berencana menggelar operasi pasar. “Akan digelar minimal tiga kali (operasi pasar) saat bulan puasa mendatang,” kata Asep. Dengan operasi pasar, kenaikan harga pangan diharapkan tidak terlalu tinggi.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Rawindra Ardiansyah menyatakan hal senada. “Kami akan mendekati ulama setempat,” kata Rawindra.

Menurut Rawindra, peran ulama sangat dibutuhkan untuk memberi tahu dan mendidik masyarakat supaya tidak konsumtif menjelang puasa dan Lebaran. “karena seharusnya pada bulan puasa kita bisa menahan diri, termasuk tidak konsumtif,” tutur Rawindra.

Tingginya inflasi saat bulan puasa dan Lebaran, Rawindra melanjutkan, terjadi karena ekspektasi masyarakat. “Masyarakat cenderung berlebihan membeli sesuatu. Biasanya beli gula hanya setengah kilogram, tiba-tiba jadi 1,5 kilogram,” ucap Rawindra.

Sementara itu, saat menyidak sebuah pusat perbelanjaan modern di kawasan Jalan Kartini, Kota Cirebon, Asep, yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan UKM Kota Cirebon Agus Mulyadi, meminta pengelola tidak menaikkan harga gula pasir terlalu tinggi. Di supermarket tersebut, harga gula pasir lokal dijual Rp 14.400 per kilogram. Agus pun meminta pengelola bisa menurunkan harga di kisaran Rp 13 ribu per kilogram. “Tolong jangan karena permintaan tinggi terus mengambil untung yang tinggi juga,” tutur Agus.

IVANSYAH

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya