Soal Perpanjangan Masa Jabatan Kapolri, Luhut: Saya Tak Mau Jawab

Reporter

Kamis, 2 Juni 2016 14:57 WIB

Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan, saat coffee morning dengan sejumlah wartawan di kantor Menkopolhukam, Jakarta, 21 April 2016. Luhut menyampaikan harapannya agar Indonesia jangan mau didikte negara asing. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan enggan menjawab pertanyaan wartawan mengenai rencana perpanjangan jabatan Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti. "Saya enggak mau jawab itu karena tidak ada cerita itu," kata Luhut di Gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Juni 2016.

Selain sebagai Menkopolhukam, Luhut juga menjabat Ketua Komisi Kepolisian Nasional. Biasanya, Kompolnas akan mengajukan nama kepada Presiden yang akan menggantikan Kapolri, mendekati akhir masa jabatan pemimpin kepolisian tersebut. Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Luhut, ia enggan berkomentar. "Kalau itu belum waktunya saya omong, ya," katanya.

Wacana perpanjangan masa jabatan Badrodin sebagai Kapolri sudah terendus di kalangan Istana. Rencana ini mendapat penolakan sejumlah politikus PDI Perjuangan. Bahkan, mereka terang-terangan menyorongkan Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai pengganti Badrodin.

Badrodin akan pensiun pada Juli tahun ini. Sampai sekarang, belum ada kejelasan nama calon pengganti Badrodin. Sebagian anggota DPR menyarankan Presiden Joko Widodo memperpanjang masa jabatan Badrodin karena ia dianggap cakap menjalankan tugas.

Usulan ini mengacu pada Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang menyebut usia pensiun maksimum anggota Kepolisian adalah 58 tahun. Namun, bagi anggota yang memiliki keahlian khusus dan sangat dibutuhkan dalam tugas kepolisian, posisinya dapat dipertahankan hingga usia 60 tahun.

Selama isu perpanjangan masa jabatan Kapolri ini merebak, Luhut beberapa kali bertemu dengan Badrodin dan Budi Gunawan. Luhut, yang dikonfirmasi, membenarkan kabar itu. Ia bersua dengan Badrodin dan Budi Gunawan hampir setiap pekan. "Pertemuannya ya macam-macam, dong. Biasa aja," katanya.

Luhut juga menegaskan, sampai sekarang belum ada nama calon Kapolri pengganti Badrodin.

REZKI ALVIONITASARI | AMIRULLAH




Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

4 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

5 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

17 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya