Polisi Sukabumi Tangkap Pengusaha Kaus Palu-Arit

Reporter

Selasa, 31 Mei 2016 09:59 WIB

Seorang pemuda mengenakan kaus bergambar Palu Arit yang menjadi lambang Partai Komunis Indonesia di Ciputat, Tangerang Selatan, 27 Mei 2016. Ia diserahkan ke pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Jajaran Kepolisian Resor Sukabumi Kota, Jawa Barat, menangkap dua pengusaha konvensi di Parungseah, Kabupaten Sukabumi, yang telah menyebarkan kaus berlambang Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Dari tangan kedua pengusaha berinisial AD dan AJ, kami menyita tujuh kaus berlambang PKI," kata Kepala Polres Sukabumi Kota Ajun Komisaris Besar Rustam Mansur di Sukabumi, Selasa, 31 Mei 2016.

Rustam menjelaskan, dari keterangan kedua pengusaha, kaus tersebut sudah disebar sejak lama, tapi tidak ada maksud di balik penyebaran kaus bergambar lambang partai yang haram berkembang di Indonesia itu.

Selain itu, keduanya mengaku tidak ada maksud lain dan ide membuat kaus tersebut muncul dari media sosial. Tapi dua pengusaha ini juga tidak menjelaskan maksud dan tujuannya.

"Kedua pengusaha kami beri pembinaan, agar perbuatannya tidak diulang lagi bahwa ideologi komunisme dan PKI sangat dilarang berkembang atau bangkit lagi di Indonesia," ucapnya.

Untuk mencegah dan mengantisipasi bangkitnya kembali serta penyebaran paham komunisme, pihaknya menggiatkan komunikasi dengan masyarakat hingga tingkat kampung agar masyarakat mengetahui bahwa komunisme dilarang tumbuh lagi.

Dandim 0607/Kota Sukabumi Letkol (Arm) Syaiful menuturkan akan terus berupaya mewaspadai penyebaran paham komunisme, khususnya di wilayah hukumnya.

"Kami juga secara rutin memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan bahayanya paham komunisme ini bagi keutuhan NKRI," ujarnya.

ANTARA




Berita terkait

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

11 Juni 2017

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

okowi kembali menegaskan soal larangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itu, Presiden minta masyarakat tidak terprovokasi isu bangkitnya PKI.

Baca Selengkapnya

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

18 Mei 2017

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader PKI.

Baca Selengkapnya

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

17 Maret 2017

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

Fotografer Tempo, Subekti, dipaksa mencopot kaus bergambar maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang ia kenakan saat salat Jumat di Jatinegara.

Baca Selengkapnya

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

8 Maret 2017

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

Alfian Tanjung meminta maaf kepada anggota Dewan Pers Nezar Patria. Alfian tak sanggup membuktikan tuduhannya kepada Nezar sebagai kader PKI.

Baca Selengkapnya

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

31 Agustus 2016

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

Bedjo Untung menuturkan YPKP 65 ingin berbicara dari hati ke hati dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

25 Agustus 2016

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

Setidaknya ada empat elemen dalam rekomendasi rekonsiliasi yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

25 Agustus 2016

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

Koordinator Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bedjo Untung meminta Presiden Jokowi segera merespons rekomendasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

21 Juli 2016

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

Pengadilan menemukan adanya genosida. Pemerintah membantah hal ini.

Baca Selengkapnya

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

21 Juli 2016

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

Pemerintah tidak melihat ada jumlah kuburan massal yang signifikan, yang bisa membuktikan tuduhan adanya pembantaian pada 1965

Baca Selengkapnya