Kematian Ibu Melahirkan di Jateng Tinggi di Masa Nifas  

Reporter

Senin, 30 Mei 2016 15:59 WIB

Ilustrasi ibu hamil makan cokelat. thestir.cafemom.com

TEMPO.CO, Semarang - Banyaknya angka kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah, kebanyakan di masa nifas. Sejak Januari hingga Mei ini mencapai 251 kasus. Pada 2014, sebanyak 711 kasus, dan 2015 turun menjadi 619 kasus.

Kepala bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah Djoko Mardijanto menyatakan, ibu melahirkan yang meninggal di masa nifas 58 persen. "Adapun meninggal saat hamil 25 persen dan saat bersalin 17 persen," kata Djoko, saat menjadi pembicara Kongkow Bersama Blogger di Semarang, Senin, 30 Mei 2016.

Djoko menambahkan, penyebab kematian ibu melahirkan ada beberapa sebab. Di antaranya, pendarahan 21,14 persen, hipertensi 24,22 persen, infeksi 2,76 persen, gangguan sistem peredaran darah 8,52 persen, dan lain-lain 40,49 persen.

Tempat kejadiannya, justru kebanyakan di rumah sakit sebanyak 82 persen. Sisanya meninggal saat masih di rumah 10 persen, di jalan 7 persen, dan PUSK 1 persen. Djoko berharap, agar angka itu bisa ditekan seminimal mungkin. Menurut dia, jika persentase tempat meninggal ibu di rumah sakit maka itu menjadi indikasi baik.

Angka kematian bayi pada 2015 di Jawa Tengah mencapai 10 persen atau 5.571 kasus. Sedangkan angka kematian balita 11,64 persen atau 6.483 kasus.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan kematian ibu melahirkan. "Harus ditangani lintas sektor dengan dinas-dinas lain," katanya. Misalnya, dengan program penundaan usia perkawinan yang dilakukan bersama dengan dinas pendidikan.

Selain itu, ada revitalisasi posyandu, perbaikan rumah sakit, dan peningkatan kapasitas para dokter, dan lain-lain. Ada juga program integrasikan pelayanan KB, kesehatan reproduksi remaja dengan pelayanan kesehatan, atau kebidanan berkesinambungan.

Aktivis Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) Jawa Tengah, Adi Sarwanto, menyatakan angka kematian ibu/bayi di Jawa Tengah turun pada 2014 mencapai 711 kasus, dan 2015 sebanyak 619 kasus. Adapun untuk 2016 masih bisa mengkhawatirkan, karena angkanya terbilang tinggi, 251 kasus.

Adi menyatakan, ada banyak faktor penyebabnya, di antaranya kesiapan rumah sakit. Di Jawa Tengah, kata dia, hanya ada dua rumah sakit yang menyiapkan dokter kandungan 24 jam, yakni Rumah Sakit Dr Kariadi, Semarang, dan Rumah Sakit Tugurejo, Semarang.

Rumah sakit lainnya, kata dia, dokter kandungan hanya on call. “Rumah sakit sepakat dokter sudah siap 30 menit kemudian. Tapi faktanya, ada dokter yang baru datang setelah dua jam,” kata Adi dalam diskusi itu.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

20 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

30 September 2023

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?

Baca Selengkapnya

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

26 Agustus 2023

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.

Baca Selengkapnya

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

7 Agustus 2023

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.

Baca Selengkapnya

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

25 Juli 2023

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?

Baca Selengkapnya

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS

11 April 2023

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS

tiga program studi FKM dan satu program FIK Universitas Indonesia (UI) meraih akreditasi internasional dari AHPGS.

Baca Selengkapnya

CISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi

7 Desember 2022

CISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi

CISDI menyebut RKUHP yang baru disahkan kemarin luput mempertimbangkan perspektif kesehatan masyarakat dalam proses pembahasannya.

Baca Selengkapnya

Dr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat

9 Agustus 2022

Dr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat

Penjenamaan rumah sehat akan memfungsikan ilmu kedokteran tentang pencegahan penyakit. Layanan digital terintegrasi SATU SEHAT menjadi langkah mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Rancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat

28 Juli 2022

Rancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat

Rancangan peraturan pelabelan BPA sama sekali tidak melarang penggunaan kemasan galon polikarbonat

Baca Selengkapnya