Iklan Antirokok Kemenkes dari Kisah Nyata di Muara Angke

Reporter

Jumat, 27 Mei 2016 20:17 WIB

Menkes Nilla F Moeloek meresmikan iklan layanan anti merokok bertajuk "Suara Hati Anak". Kampanye ini ditujukan untuk para orang tua yang menjadi perokok agar berhenti merokok untuk menyelamatka masa depan anak-anak mereka. TEMPO/Lucky

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F. Moloek meluncurkan iklan layanan masyarakat antirokok untuk menekan bertambahnya perokok belia, Jumat, 27 Mei 2016. Iklan layanan berjudul Suara Hati Anak itu diambil dari kisah nyata seorang perokok di Muara Angke, Jakarta Utara, yang karena kebiasaan merokok itu akhirnya membuat kehidupan anak-anaknya terbengkalai.

Peluncuran iklan layanan bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2016. Rencananya iklan tersebut bakal ditayangkan delapan stasiun televisi nasional selama empat minggu berturut-turut. “Saya yakin lewat iklan layanan semacam ini, dapat menekan jumlah angka perokok pemula. Yang kami sasar adalah generasi muda agar tidak menjadi calon perokok pemula," kata Nila.

Menurut dia kencenderungan perokok di kalangan generasi muda semakin meningkat. Yang paling memprihatinkan adalah banyaknya anak yang mulai merokok di usia belia. Kecenderungan itu, kata dia, hampir terjadi di seluruh Indonesia.

"Bahkan persentase perokok di usia 15 tahun ke atas terus meningkat dari 34,2 persen pada 2007 menjadi 36,3 persen pada 2013," tuturnya.

Nila juga menerangkan hasil survei Global Youth Tobbacco Survey (GYTS) tahun 2014 di Indonesia yang menunjukan prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun sebesar 20,3 persen. Dari data survei ini menujukan bahwa anak-anak mengaku pernah melihat iklan promosi rokok di toko dengan persentase 60,7, melihat perokok di televisi, video dan film sebesar 67,7 persen dan pernah ditawari oleh sales rokok 7,9 persen.

Data tersebut juga menyatakan bahwa 70,1 persen pernah melihat pesan antimerokok di media dan 71,3 persen berpikir untuk berhenti merokok karena peringatan kesehatan bergambar.

“Pesan-pesan kesehatan tentang bahaya merokok yang kita tayangkan sebenarnya mendapat perhatian dari anak-anak kita yang merupakan investasi masa depan bangsa,” ujar Nila.

Selain meluncurkan iklan layanan, Nila juga berjanji untuk melakukan audiensi ke sejumlah perusahaan rokok agar dapat menekan jumlah calon perokok pemula.

“Saya akan datangi mereka karena sesuai perundang-undangan rokok hanya boleh dikonsumsi atau dijual kepada anak di bawah 18 tahun. Itu aturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan rokok,” ujar Guru Besar Kedokteran Universitas Indonesia ini.

LUCKY IKHTIAR RAMADHAN

Berita terkait

Hari Demam Berdarah ASEAN, Bagaimana Awalnya?

17 hari lalu

Hari Demam Berdarah ASEAN, Bagaimana Awalnya?

ASEAN Dengue Day diperingati setiap 15 Juni, upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah utamanya di wilayah Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Rusia Umumkan Vaksin untuk Lawan Kanker Masuk Tahap Finalisasi

23 hari lalu

Kementerian Kesehatan Rusia Umumkan Vaksin untuk Lawan Kanker Masuk Tahap Finalisasi

Vaksin kanker ini dikembangakan bersama-sama oleh beberapa tim peneliti dan didanai oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Evaluasi Penerapan Kelas Standar BPJS Kesehatan

24 hari lalu

Kemenkes Evaluasi Penerapan Kelas Standar BPJS Kesehatan

Kementerian Kesehatan masih melakukan evaluasi penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ancam Cabut Izin Praktik Tenaga Medis dan Kesehatan yang Pakai Calo SKP

31 hari lalu

Kemenkes Ancam Cabut Izin Praktik Tenaga Medis dan Kesehatan yang Pakai Calo SKP

Kemenkes akan segera menerbitkan peraturan pengawasan praktik percaloan untuk membantu tenaga medis dan kesehatan mendapatkan Satuan Kredit Profesi.

Baca Selengkapnya

Vape Tidak Bisa Dianggap Lebih Aman dari Rokok Konvensional

31 hari lalu

Vape Tidak Bisa Dianggap Lebih Aman dari Rokok Konvensional

Paparan uap vape tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga pada lingkungan.

Baca Selengkapnya

Peneliti Sebut Rokok Sebabkan Stunting dan Tingkatkan Angka Kemiskinan

32 hari lalu

Peneliti Sebut Rokok Sebabkan Stunting dan Tingkatkan Angka Kemiskinan

Perokok lebih memilih membeli rokok dibanding membelanjakan untuk kebutuhan yang lebih penting.

Baca Selengkapnya

Kelompok Sipil Gelar Gerakan SOS Kampanyekan Bahaya Rokok di CFD Jakarta

32 hari lalu

Kelompok Sipil Gelar Gerakan SOS Kampanyekan Bahaya Rokok di CFD Jakarta

Dia mengatakan rokok tidak hanya berdampak penyakit pada orang yang hidup di masa ini. Namun juga di masa depan.

Baca Selengkapnya

Bahaya Paparan Vape bagi Orang Sekitar Menurut Pulmonolog

32 hari lalu

Bahaya Paparan Vape bagi Orang Sekitar Menurut Pulmonolog

Paparan uap vape tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga lingkungan. Berikut bahayanya menurut pulmonolog di RSUI.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ingatkan Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Biasa

32 hari lalu

Spesialis Paru Ingatkan Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Biasa

Dokter paru mengatakan mengisap vape atau rokok elektrik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, sama seperti rokok biasa.

Baca Selengkapnya

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024, Ini 10 Tips Kendalikan Tembakau di Indonesia

33 hari lalu

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024, Ini 10 Tips Kendalikan Tembakau di Indonesia

Tjandra Yoga menawarkan 10 solusi untuk melindungi generasi muda kita dari bahaya merokok (termasuk rokok elektronik).

Baca Selengkapnya