Pembangunan Pelabuhan Cirebon Terganjal Rekomendasi

Reporter

Kamis, 26 Mei 2016 01:10 WIB

Memancing di Pelabuhan Cirebon sambil menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit). TEMPO/Ivansyah

TEMPO.CO, Cirebon - Pengembangan Pelabuhan Cirebon masih menggantung. Hingga kini Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon belum memberikan rekomendasi terkait Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang diajukan oleh Kementrian Perhubungan.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon, Revolindo, Rabu 25 Mei 2016, mengungkapkan pihaknya sudah mengajukan RIP itu kepada Wali Kota Cirebon sejak Maret 2016. "Hingga kini rekomendasi tersebut belum dikeluarkan,” kata Revo.

Padahal setelah Wali Kota Cirebon mengeluarkan rekomendasi terkait RIP maka pihaknya akan kembali mengajukannya ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Rekomendasi dari gubernur Jawa Barat pun dibutuhkan,” kata Revo.

Rekomendasi pemerintah daerah sangat dibutuhkan. Terutama terkait rancangan tata ruang dan wilayah (RTRW). “Misalnya pintu keluar pelabuhan harus ditempatkan dimana. Itu kan terkait dengan pemerintah daerah,” kata Revo.

Pemerintah pusat tidak menginginkan pembangunan pelabuhan mengganggu pembangunan di daerah. Alasannya pembangunan pelabuhan, menurut Revo, ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat termasuk di daerah pelabuhan itu berada.

Saat ditanyakan sikap anggota DPRD Kota Cirebon yang mencoret pembangunan dermaga batu bara dalam RIP, menurut Revo, RIP sebenarnya kewenangan pemerintah pusat. “Jadi nanti pembangunannya menjadi tidak jelas,” kata Revo.

Revo menilai wajar jika PT Pelindo II Pelabuhan Cirebon tetap menginginkan dermaga batu bara ada. Karena selama ini 80 persen penghasilan Pelabuhan Cirebon berasal dari bongkar muat batu bara.

Karenanya revitalisasi pelabuhan pun dilakukan untuk memperbaiki bongkar muat batu bara. “Pembangunan pelabuhan itukan menggunakan uang hutang. Hutang itu kan harus dibayarkan,” kata Revo.

Jika tidak ada produk yang bisa diandalkan untuk mendapat penghasilan signifikan, maka wajar jika akhirnya PT PElindo II Pelabuhan Cirebon menolak untuk melakukan pengembangan pelabuhan Cirebon jika tanpa produk batu bara.

Saat ditanyakan apakah dirinya sudah mendapatkan kepastian kapan rekomendasi itu didapatkan, Revo mengaku belum mendapatkannya. “Katanya masih digodok,” katanya. Namun waktu pembahasannya itu menurut Revo sudah cukup lama karena hingga kini rekomendasi tak kunjung keluar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pelabuhan Cirebon segera direvitalisasi. Salah satu yang direvitalisasi yaitu pembangunan dermaga batu bara yang dibangun menjorok hingga ke tengah laut untuk menghindari debu yang berterbangan selama ini.


Selama ini tongkang pengangkut batu bara memang banyak yang lebih senang berlabuh dan bongkar muatan di Pelabuhan Cirebon padahal pelabuhan tersebut tidak diperuntukkan untuk batu bara.

Seiring berbagai protes dari warga sekitar pelabuhan , terutama terkait debu batu bara yang berterbangan, akhirnya bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon pun ditutup total pada 26 Maret 2016. Akibatnya kini, pelabuhan Cirebon pun terlihat sepi.

PT Pelindo II Cirebon pun enggan untuk mengembangkan pelabuhan. “Lebih baik dibatalkan saja rencana pengembangan pelabuhan,” kata Asisten GM Pengendalian Kinerja dan PFSO PT Pelindo II Pelabuhan Cirebon, Iman Wahyu.

Menurut Iman, pendapatan terbesar Pelabuhan Cirebon terbesar berasal dari batu bara. Jika pengembangan dermaga batu bara pun dicoret, maka menurutnya lebih baik pengembangan pelabuhan secara keselurahan pun dibatalkan.

Iman sebenarnya mengakui jiak produk selain batu bara pun pun dikembangkan melalui Pelabuhan Cirebon. “Namun butuh waktu lama,” katanya. Dalam RIP yang saat ini diajukan, PT Pelindo telah berupaya untuk memindahkan aktivitas bongkar muat batu bara sampai 800 meter dari bibir pantai dan permukiman.

Itu merupakan upaya meminimalisir debu. “Kami berupaya untuk memperbaikinya, tapi justru ditolak,” kata Iman.

Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno, mengungkapkan jika DPRD Kota Cirebon telah sepakat untuk apa pun yang baru batu bara ada di Pelabuhan Cirebon. “Hasil kesepakatan kami, bahwa semua yang berbau batu bara dicoret dari RIP,” kata Edi.

IVANSYAH

Berita terkait

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

12 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

18 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya

Pelabuhan Alternatif Dimaksimalkan saat Arus Balik Lebaran, Ada 3 Kapal untuk Rute Panjang-Ciwandan

20 hari lalu

Pelabuhan Alternatif Dimaksimalkan saat Arus Balik Lebaran, Ada 3 Kapal untuk Rute Panjang-Ciwandan

Menhub Budi Karya menginstruksikan agar pelabuhan alternatif Panjang-Ciwandan dimaksimalkan kegunaannya selama arus balik lebaran.

Baca Selengkapnya

Menhub Instruksikan Dibuat War Room untuk Pantau Bongkar Muat di Pelabuhan Bakauheni dan Merak

20 hari lalu

Menhub Instruksikan Dibuat War Room untuk Pantau Bongkar Muat di Pelabuhan Bakauheni dan Merak

Menhub meminta dibuatkan fasilitas war room untuk menyajikan data digital untuk memantau aktivitas bongkar muat di pelabuhan Bakauheni dan Merak.

Baca Selengkapnya

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

20 hari lalu

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan

Baca Selengkapnya

Tiket Kapal Tak Dijual di Pelabuhan, Pengemudi Saat Arus Balik Diminta Beli Tiket di KM 2,41

20 hari lalu

Tiket Kapal Tak Dijual di Pelabuhan, Pengemudi Saat Arus Balik Diminta Beli Tiket di KM 2,41

Pengemudi yang akan naik kapal saat arus balik agar membeli tiket dalam jarak 2,41 KM menuju pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran, Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

20 hari lalu

Arus Balik Lebaran, Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

Pemerintah telah menyiapkan strategi guna menangani arus balik Lebaran dari Pulau Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya

Khusus Arus Balik Lebaran, ASDP Hapus Kebijakan Tiket Kedaluwarsa 24 Jam

21 hari lalu

Khusus Arus Balik Lebaran, ASDP Hapus Kebijakan Tiket Kedaluwarsa 24 Jam

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menghapus pemberlakuan tiket kedaluwarsa sampai dengan 24 jam sejak waktu masuk pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Budi Karya Akui Penyelenggaraan Mudik di Merak Masih Bermasalah

23 hari lalu

Budi Karya Akui Penyelenggaraan Mudik di Merak Masih Bermasalah

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui penyelenggaraan mudik di Pelabuhan Merak masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

ASDP Sebut Arus Mudik dari Bakauheni Tahun Ini Naik Dibanding Tahun Lalu

24 hari lalu

ASDP Sebut Arus Mudik dari Bakauheni Tahun Ini Naik Dibanding Tahun Lalu

ASDP Ferry Indonesia melaporkan arus mudik laut dari Pelabuhan Bakauheni (Sumatera-Jawa) meningkat dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya