TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication Kereta Api Indonesia Agus Komarudin mengatakan manajemen memiliki bukti kepemilikan perusahaan itu atas lahan di Kampung Kebonharjo, Semarang. "Kami punya bukti," ucap Agus saat dihubungi Tempo pada Jumat, 20 Mei 2016.
Agus menjelaskan, lahan itu akan digunakan untuk proyek reaktivasi rel kereta Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Dia juga menuturkan siap menunjukkan landasan kepemilikan lahan Kebonharjo yang menjadi dasar dari aksi penggusuran permukiman warga.
Selain itu, KAI juga mengaku telah melakukan sosialisasi kepada warga Kebonharjo. Agus bahkan berujar, beberapa warga telah sepakat dan akan membongkar sendiri rumahnya. Manajemen KAI juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam penertiban itu.
Menurut dia, manajemen KAI berencana menggusur sedikitnya 130 rumah di kawasan itu. Ratusan rumah itu terdiri atas bangunan permanen dan semipermanen. KAI bakal memberi ganti untung kepada warga Kebonharjo yang memiliki bangunan permanen senilai Rp 250 ribu per meter persegi.
Sedangkan untuk warga yang memiliki bangunan semi permanen, manajemen akan memberi ganti rugi Rp 200 ribu per meter persegi. Penggantian ini juga untuk menanggapi keberatan dari belasan warga Kebonharjo yang diketahui memiliki sertifikat hak milik atau SHM. "Kami sudah ada ketentuan bagi warga yang tinggal di atas tanah KAI," tuturnya.
Menurut Agus, manajemen tidak dapat bicara banyak sampai ada putusan hukum tetap dari pengadilan. Saat ini pihaknya masih melakukan sosialisasi agar semua warga bisa legawa mau pindah.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan ada 17 warga di lahan itu yang memiliki sertifikat hak milik. "Warga yang rumahnya tidak memiliki SHM ya harus mau digusur. Tapi mereka yang punya hak milik ya harus dilindungi," ucapnya di Semarang tadi siang.
Secara terpisah, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Semarang juga menyatakan manajemen PT KAI Daop IV Semarang belum membuktikan kepemilikan lahan di Kampung Kebonharjo, Kecamatan Semarang Utara, yang hendak digunakan untuk aktivasi jalur Stasiun Tawang-Tanjung Emas. BPN Semarang hanya mengetahui PT KAI memiliki groundkart yang belum bisa dibuktikan sebagai kepemilikan tanah.
AVIT HIDAYAT
Catatan Koreksi: Berita ini diubah pada Senin 30 Mei 2016, setelah ada keberatan dari narasumber berita ini mengenai akurasi kutipan di judul dan paragraf awal berita. Redaksi mohon maaf.
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Dibunuh dengan Cangkul: Inilah 3 Setan Pemicunya
Kasus Kopi Maut: Gawat, Ini Alasan Jessica Bisa Lepas!
Berita terkait
Anies Baswedan Janji Audit Pembebasan Lahan di Kampung Baru
23 November 2018
Anies Baswedan telah mengunjungi permukiman penduduk di di Kampung Baru, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur pada 21 November 2018.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Jadi Tersangka, Anies Baswedan: Dia Masih Kepala Dinas
30 Agustus 2018
Anies Baswedan menyatakan akan patuh jika ada aturan yang mengharuskan Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendarwan dinonaktifkan.
Baca SelengkapnyaSengketa KAI-Kemenhub, BPN Ukur Ulang Lahan di Stasiun Depok Baru
19 Desember 2017
Berulang kali disengketakan KAI dan Kemenhub, BPN berencana mengukur lahan seluas 7.000 meter persegi, yang berada di Stasiun Depok Baru.
Baca SelengkapnyaPemilik Lahan Menutup Gerbang, Aktivitas Lotte Mart Bekasi Lumpuh
23 Mei 2017
Gerbang pusat perbelanjaan Lotte Mart di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, diblokade orang yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Menang Perkara Lahan Melawan TNI AL
11 April 2017
Dalam proses persidangan, masyarakat berhasil memenangkan perkara atas tanah seluas 117 hektare melawan TNI AL Lantamal 1 Belawan.
Baca SelengkapnyaJaksa Agung Bantu Tri Rismaharini Hadapi Sengketa Pemkot Surabaya
11 Maret 2017
Jamdatun memerintahkan Jaksa Pengacara Negara untuk membuat kajian hukum untuk menentukan langkah yang bisa ditempuh Pemkot Surabaya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Klaim Lahan di Kawasan Taman Nasional Bromo
23 Februari 2017
Sebanyak 12 warga sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengklaim lahan di dalam kawasan seluas sekitar 12 hektare.
Baca SelengkapnyaKalah di Pengadilan, Petani Ini Dibui 8 Tahun Denda Rp 10 M
18 Januari 2017
Para petani mengaku telah menggarap tanah itu sejak 1967,
ketika HGU lahan selesai dikelola oleh NV Seketjer Wriginsari.
Konflik Lahan di Manggarai Barat, 2 Orang Dibunuh
18 Januari 2017
Mengetahui dua rekannya diserang, Hironimus berlari menuju
pantai untuk menghindari kelompok tersebut.
Konflik Tanah Lawan Keluarga Besar USU, Petani Lapor Kontras
10 Januari 2017
Para petani mengalami teror berupa pengrusakan dan pembakaran posko KT-AEAB pada jumat, 6 Januari 2017.
Baca Selengkapnya