Komnas HAM Datangi Penderita Sakit Jiwa yang Dibelenggu  

Reporter

Selasa, 17 Mei 2016 00:32 WIB

TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Ponorogo – Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengunjungi penderita sakit jiwa yang dibelenggu oleh keluarganya di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin petang, 16 Mei 2016. Kedatangan tim untuk mendata dan merumuskan penyelesaian permasalahan sosial tersebut.

"Nanti kami melakukan diskusi-diskusi tentang langkah apa yang bisa dilakukan. Hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan keluarga," kata Koordinator Sub-Komisi Pemantauan dan Investigasi Komnas HAM, Siane Indriani, saat meninjau salah seorang penderita sakit jiwa di rumahnya yang masuk wilayah Kecamatan Balong, Ponorogo, Jawa Tiimur. (Baca: Indonesia Masih Doyan Pasung 'Orang Gila')

Di Ponorogo, kegiatan pendataan dijadwalkan selama dua hari terhitung Senin hingga Selasa, 17 Mei 2016. Pendataan akan diteruskan ke beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya Sulawesi. Sebab, kondisi faktor perlakuan keluarga, latar belakang pembelengguan, dan sikap dari warga di sekitarnya berbeda-beda.

Siane mengatakan penderita sakit jiwa sering dianggap sebagai beban keluarga dan membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. "Memperlakukan secara tidak manusiawi karena menganggap (penyakit jiwa) sebagai kutukan, bukan sebagai penyakit yang harus diobati," ujarnya.

Kurangnya pemahaman masyarakat tersebut, Siane melanjutkan, justru memperparah beban psikologis penderita sakit jiwa. Mereka merasa tidak diperhatikan keluarga dan menahan beban emosional lainnya. "Mereka seharusnya mendapat hak pengobatan dan memperbaiki kualitas hidup," kata Siane. (Baca juga: Pemerintah Repot Tangani Pemasungan, Ini Kendalanya)

Sriani, salah seorang ibu di Ponorogo, mengungkapkan selama ini ia mengandalkan pengobatan alternatif untuk menyembuhkan IW, 10 tahun, anaknya yang menderita sakit jiwa. "Hanya ke dukun karena kata bu bidan kepala anak saya terlalu kecil," ucap Sriani saat berbincang dengan tim Komnas HAM yang mengunjungi rumahnya.

"Kami tali kakinya agar tidak bisa ke mana-mana. Kami khawatir dia masuk ke sumur," ujar Sriani. Dia mengaku pembelengguan dilakukan saat kedua orang tuanya bekerja sebagai buruh tani dan saudaranya belajar di sekolah, yakni pukul 07.00 hingga 10.00. (Baca juga: 764 Orang Gila Dipasung di Jatim)

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

11 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

4 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

8 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya