Wali Kota di Kalimantan Bahas Sungai-sungai Mereka

Reporter

Sabtu, 14 Mei 2016 21:16 WIB

Aktivitas warga pinggir sungai Martapura di Desa Lok Baintan, Banjar, Kalimantan Selatan, 12 Mei 2016. Wilayah ini hampir semua dialiri oleh sungai besar dan kecil seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Banjarmasin - Nasib sungai di Kalimantan mendapat perhatian dalam rapat kerja Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Regional Kalimantan di Banjarmasin yang dibuka hari ini, Sabtu 14 Mei 2016. Rapat diikuti sembilan wali kota atau yang mewakili se-Kalimantan.

Ketua Apeksi Regional Kalimantan, Syaharie Ja'ang melalui wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail, mengatakan optimalisasi fungsi sungai kian mendesak di Pulau Kalimantan. Menurut dia, sungai menjadi pusat peradaban sekaligus penggerak aktivitas ekonomi rakyat Kalimantan, dengan total sepanjang 15.000 kilometer.

Sayangnya, dia memberi catatan, masyarakat cenderung abai atas ekologi sungai seiring memburuknya kualitas air sungai di Pulau Kalimantan. "Kondisi sungai semakin tercemar akibat pertambangan, pembukaan lahan perkebunan, dan limbah rumah tangga," ujar Ismail saat membuka Rapat kerja itu, Sabtu 14 Mei 2016.

Ismail mengatakan, banyak fungsi turunan sungai yang bisa dikembangkan. Di Kota Samarinda, ia mencontohkan, pemerintah kota memanfaatkan aliran sungai dengan membangun sarana penunjang pariwisata, seperti perhotelan, pusat kuliner, dan wisata susur sungai.

"Potensi ekonomi bisa berkembang di sekitaran sungai, walaupun transportasi tetap utama," kata dia sambil menambahkan, "Banyak potensi sungai."

Demi menjaga kualitas air sungai, Ismail menyarankan setiap pemerintah kota mencegah pendangkalan akibat erosi dan mengeruk dasar sungai. Erosi dianalisanya karena aktivitas pertambangan maupun bukaan lahan yang tidak terkendali, dan dipastikannya setiap kota di Kalimantan yang dilewati aliran sungai mempunyai persoalan sama. "

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Hamdi, mengatakan air sungai di Kota Banjarmasin berkualitas buruk karena tingginya tingkat pencemaran. “Tingkat kualitas air berada di level minus 155 alias tercemar berat,” kata dia.

Penilaian ini hasil survei di 10 lokasi yang dilakukan lima kali dalam satu tahun. Kondisi ini tidak berubah sejak lima tahun lalu.

Penilaian merujuk pada dominasi dua parameter utama penyebab pencemaran air sungai, yaitu kandungan bakteri E-Coli dan koliform. Jika kedua parameter itu dihapus, Hamdi meyakini kualitas air sungai Banjarmasin berada di level minus 11 hingga minus 31 alias tercemar sedang.

Pemicu sungai tercemar, kata dia, seperti aktivitas mandi-cuci-kakus (MCK) masih di pinggiran sungai. Selain itu, septic tank warga mayoritas terbuat dari kayu sehingga mencemari air tanah dan ekosistem sungai.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

11 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

42 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

45 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

1 Januari 2024

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

BRI berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

18 Desember 2023

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

Erupsi Gunung Marapi membuat sejumlah sungai terpapar abu vulkanik, guguran lava, awan panas, dan banjir bandang. Ini kondisi terkini.

Baca Selengkapnya

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

8 Desember 2023

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

BRIN melakukan penelitian jalur migrasi ikan atau fishway untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

28 November 2023

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

Pemkot Depok sedang menelusuri munculnya busa yang menutupi areal Curug Kali Baru, Cimanggis

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya