Jokowi Marah Namanya Dicatut Lagi Soal Golkar

Reporter

Selasa, 10 Mei 2016 13:35 WIB

Joko Widodo (kiri) bersama Ketum Golkar Aburizal Bakrie, beri keterangan pers seusai pertemuan tertutup empat mata, di Restoran Kuntskring paleijs, Jakarta, 14 Oktober 2014. Di pertemuan tersebut Jokowi menghormati keputusan Golkar, untuk tetap dalam Koalisi Merah Putih sebagai oposisi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali marah mendengar namanya dicatut dalam urusan pencalonan Ketua Umum Partai Golkar yang akan berlangsung di Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali, 15-17 Mei 2016. Kemarahan Jokowi itu diungkapkan saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin, 9 Mei 2016.

"Presiden Jokowi sangat marah akibat dikatakan mendukung salah satu calon Ketua Umum Golkar. Jadi, itu sama sekali tidak benar," kata Jusuf Kalla, Selasa, 10 Mei 2016, di kantor Perum Bulog, Jakarta.

Baca:
Pemerkosa Yuyun: Dibui 10 Tahun, Rok Jadi Bukti, Ini Mereka!
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby


Kalla menuturkan, dirinya bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana, Senin, 9 Mei 2016. Dalam pembicaraan empat mata itulah, menurut Jusuf Kalla, ia menyampaikan kabar soal Munaslub Golkar. Kalla menyebutkan, pembicaraan empat mata itu berlangsung lama dan memberi pesan bahwa sama sekali Presiden tidak berpihak dan tidak mengunggulkan siapa pun dalam perebutan Ketua Umum Golkar. "Presiden Jokowi minta itu disiarkan, bahwa Presiden sama sekali tidak berpihak," kata Kalla.

Sebelumnya beredar kabar melalui pesan berjejaring di ponsel yang menyebutkan pertemuan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dengan pengurus Golkar. Dalam pertemuan itu, disebutkan Jokowi mendukung pencalonan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar dalam Munaslub Golkar yang akan berlangsung pada 15-17 Mei mendatang di Nusa Dua, Bali. Belakangan, Luhut membantah dirinya mencatut nama Presiden.

SIMAK: Saat Luhut Disebut-sebut: Kalau Saya Suka Novanto, Kan...


Menurut Kalla, tidak mungkin Jokowi dukung-mendukung dalam perebutan posisi Ketua Umum Golkar. Alasannya, Jokowi bukan anggota Golkar. Selain itu, Jokowi tidak ingin mengembalikan lagi cara Orde Baru dalam mendukung seseorang untuk menduduki posisi ketua umum partai, apalagi dengan cara memerintahkan aparat.

Selain itu, Kalla melanjutkan, tidak mungkin Presiden mendukung seseorang yang dulu justru mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. "Masak, saya dan Presiden mendukung seperti itu," kata Kalla. Seperti diketahui, Setya pernah terlibat kasus Papa Minta Saham, di mana Setya diduga mencatut nama Jokowi untuk meminta saham PT Freeport Indonesia.

Jika Luhut mendukung Setya, kata Kalla, itu adalah hak pribadinya selama tidak membawa nama Presiden. Posisi pemerintah, Kalla melanjutkan, adalah bersikap netral. "Saya minta kepada pejabat, siapa saja, apalagi di daerah, jangan mengembalikan posisi sama seperti Orde Baru, pejabat-pejabat itu perintah-perintah," kata Kalla.

AMIRULLAH


Baca:
Pemerkosa Yuyun: Dibui 10 Tahun, Rok Jadi Bukti, Ini Mereka!
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

2 menit lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

9 menit lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

14 menit lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

1 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

2 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

6 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya