Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan berbincang dengan sejumlah wartawan saat coffee morning di kantor Menkopolhukam, Jakarta, 21 April 2016. Menurut Luhut menyampaikan bahwa kondisi Indonesia semakin bagus. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Semarang- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sedang mempersiapkan bukti-bukti terkait dengan namanya yang disebut sebagai salah satu direktur perusahaan cangkang di Republik Saychelles, negara suaka pajak di Afrika.
“Sudah bayar lawyer untuk investigasi. Siapa yang bikin cangkang di sana? Ada enggak transaksi? Kalau dapat nanti (kami) akan melakukan langkah hukum,” kata Luhut saat kunjungan kerja di Semarang, Selasa, 3 Mei 2016.
Luhut belum bisa menyebutkan apakah langkah hukum yang dia maksud berhubungan dengan pemberitaan laporan investigasi majalah Tempo pada pekan lalu. Dalam investigasi berjudul CangkangLuhutdiPojokAfrika itu, Luhut disebut sebagai Direktur Mayfair International Ltd.
Penelusuran Tempo menemukan jejak Mayfair dan perusahaan milik Luhut dalam sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia. Atas artikel itu, Luhut telah mengirim hak jawab dan dimuat Tempo pekan ini. “Apakah saya laporkan ke Dewan Pers sebagaimana kami lakukan dengan cermat,” ujar Luhut.
Luhut menuturkan berita yang mengaitkan dirinya tercantum dalam Panama Papers berdasarkan bocoran firma Mossack Fonseca di Panama tak sesuai dengan data alamat. Menurut dia, kepemilikan perusahaan yang mengatasnamakan dirinya itu terbukti tak ada transaksinya.
“Makanya (saya) tidak melaporkan ke harta kekayaan. Buat apa laporkan harta kekayaan? Tak sesuai dengan data saya. Juga transaksi tak ada,” tutur Luhut.
Ia mengaku sudah memberikan hak jawab. Dia tak ingin berhenti dan meminta agar Tempo minta maaf. “Saya tak ingin karier yang dari kecil berdarah-darah tiba-tiba dituduh bohong,” ucapnya. Luhut mengaku sejauh ini taat membayar pajak dan beberapa kali mendapat penghargaan.
Jurnalisme Berbasis Data dan Komputasi serta Perannya dalam Era Digital
23 Juli 2022
Jurnalisme Berbasis Data dan Komputasi serta Perannya dalam Era Digital
Untuk menghasilkan produk jurnalistik berbasis data dan komputasi, media harus meningkatkan kapasitas jurnalisnya dalam hal pemahaman data dan penggunaan piranti komputer atau aplikasi web
Offshore Leaks menginisiasi kolaborasi investigasi lintas benua yang melahirkan produk investigasi berbasis data seperti Panama Papers (2016), Bahama Leaks (2016), Paradise Papers (2017&2018) dan Pandora Papers (2021)