Sebulan Tak Ada Kejelasan, Keluarga Sandera Abu Sayyaf Pasrah

Reporter

Kamis, 28 April 2016 17:09 WIB

Keluarga Bayu Oktavianto menyaksikan berita ditelevisi terkait warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Miliran, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, 29 Maret 2016. Bayu Oktavianto merupakan satu dari sepuluh awak kapal yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Klaten - Sebulan dirundung ketidakpastian ihwal nasib anaknya yang disandera Abu Sayyaf membuat Sutomo, 49 tahun, hampir putus asa. Pada Kamis, 28 April 2016, petani kecil asal Dukuh Miliran, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, yang biasanya tegas saat mengutarakan pendapatnya di hadapan kamera wartawan itu kini memilih pasrah.

"Pesan apa lagi yang musti saya sampaikan? Rasanya selalu diabaikan. Keluarga kami seperti sudah putus asa," kata Sutomo saat ditanya wartawan tentang harapannya kepada pemerintah dan PT Patria Maritim Lines, perusahaan tempat anak sulungnya Bayu Oktavianto bekerja.

Baca: 14 WNI Disandera Abu Sayyaf Beda Lokasi dengan WN Kanada

Bayu Oktavianto adalah satu dari sepuluh awak Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan sejak 26 Maret lalu. Kelompok ekstremis itu meminta tebusan kepada PT Patria sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar.

Berkali-kali Sutomo meminta agar tebusan itu dibayar demi keselamatan Bayu dan sembilan rekan kerjanya. Berkali-kali pula Sutomo dibuat cemas tiap menyaksikan berita tentang kekejaman milisi Abu Sayyaf: terakhir adalah pemenggalan sandera asal Kanada, John Ridsdel, pada Senin lalu.

Baca: Presiden Aquino: Abu Sayyaf Mau Culik Pacquiao dan Adik Saya

Sutomo mengatakan, seluruh keluarga awak Brahma 12 memiliki harapan sama, yakni agar pihak perusahaan segera memberikan uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf. Menurut dia, satu-satunya cara agar harapan itu didengar adalah dengan mendatangi kantor PT Patria di Jakarta.

"Keinginan ke Jakarta itu sudah ada sejak lama. Tapi sebaiknya berangkat bersama, tidak sendiri-sendiri," kata Sutomo. Cara lain agar suaranya langsung didengar, ujar Sutomo, adalah saat wawancara dengan media televisi dan ditayangkan secara langsung.

Baca: Keluarga Sandera Minta Televisi Stop Berita Eksekusi Sandera

Namun, setelah satu bulan tidak kunjung ada perkembangan yang berarti dalam upaya pembebasan sepuluh awak Brahma 12, awak media televisi mulai jarang menyambangi rumah Sutomo. "Kabar dari pihak perusahaan yang disampaikan via telepon masih sama, para sandera dalam kondisi sehat," ujar Sutomo.

Selama Bayu masih disandera Abu Sayyaf, Sutomo dan istrinya, Rahayu, 47 tahun, buruh di salah satu pabrik tekstil di Kabupaten Sukoharjo, mengaku belum bisa bekerja. Padahal, tiap malam keduanya musti menjamu para santri yang rutin menggelar pengajian dan doa bersama untuk keselamatan para sandera Abu Sayyaf di rumahnya.

Baca juga: DPR Minta Pemerintah Percepat Proses Pembebasan Sandera Abu Sayyaf

"Saudara dan warga sekitar turut menyumbang ala kadarnya. Kebutuhan untuk pengajian tidak banyak, paling hanya teh dan camilan ringan. Tidak sampai masak-masak besar," kata Surono, kerabat dekat Sutomo.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

6 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

4 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

5 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

7 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

8 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

9 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

16 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

27 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

30 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya