TEMPO.CO, Bengkulu - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek menyatakan merusak lingkungan dan ekosistem hutan bakau berkaitan erat dengan penularan penyakit malaria yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
"Mangrove (hutan bakau) adalah rumahnya nyamuk Anopheles sehingga janganlah mengganggu rumah nyamuk karena nyamuk itu akan pindah ke rumah kita," kata Nila dalam Peringatan Malaria Sedunia di Desa Bukit Peninjauan II, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Senin, 25 April 2016.
Selain menjaga hutan bakau, kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk memerangi nyamuk Anopheles. "Mengapa kita kalah dengan nyamuk? Badan kita lebih besar," ucapnya.
Peringatan Malaria Sedunia, menurut Nila, dimaksudkan untuk mengevaluasi kebijakan program pencegahan dan pengendalian malaria sekaligus menjadi momentum menggalang kekuatan dan sumber daya mewujudkan Indonesia Bebas Malaria pada 2030.
Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti berkomitmen kepada bangsa dan dunia, pada 2019, masyarakat akan terbebas dari malaria.
"Kami berkomitmen mengalokasikan 10 persen untuk kesehatan. Ini menjadi komitmen untuk membangun dunia kesehatan di Provinsi Bengkulu," tutur Ridwan.
Dalam Peringatan Malaria Sedunia, Menteri Nila menyerahkan sertifikat eliminasi malaria bagi beberapa kabupaten, antara lain Bupati Karimun, Siak, Buol, Sigi, Buton Utara, dan Wali Kota Bau-bau.
Secara resmi, Menteri Kesehatan menyerahkan kelambu kepada masyarakat Desa Bukit Peninjauan II, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, serta meninjau pelaksanaan Mass Blood Survey Malaria.