Bocah Cegat Motor di Trotoar, Wali Kota Semarang Dikecam  

Selasa, 19 April 2016 20:52 WIB

Rini (tengah) mengasuh kedua anaknya Fadil (kiri) dan Ifah di sebuah trotoar di Jakarta (29/4). BPS memprediksikan penduduk Indonesia akan meningkat dari 238 juta pada 2010 menjadi lebih dari 305 juta di 2035. (ADEK BERRY/AFP/Getty Images)

TEMPO.CO, Semarang - Kepala Laboratorium Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menyatakan aksi bocah mencegat pengendara sepeda motor di trotoar seharusnya menjadi bahan introspeksi pemerintah daerah dalam mengelola kebijakan transportasi di jalan raya.

Pendapat Djoko disampaikan terkait dengan aksi seorang bocah bernama Daffa Farros Oktoviarto, 9 tahun, yang berani mencegat pengendara sepeda motor yang melintas di trotoar. Aksi Daffa sontak memicu berbagai pujian di media sosial.

“Ini keren banget anak kecil di Semarang, dia berantem sama pengendara sepeda motor yang naik ke trotoar saat terjadi kemacetan parah di Jalan Sudirman Kalibanteng SMG,” kata netizen bernama Ronald dalam akun Facebook-nya.

BACA: 2 Rahasia di Balik Aksi Berani Bocah Hadang Motor di Trotoar

Ronald mengaku melihat sendiri peristiwa penyetopan yang dilakukan Daffa di dekat jalan layang Kalibanteng, Semarang, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman. Ia kemudian mengambil gambar dengan ponsel. Peristiwa itu, kata Ronald, terjadi pada Jumat, 15 April 2016.

Segera setelah diunggah ke media sosial, video Daffa jadi viral. Facebook, Instagram, dan Twitter ramai dipenuhi kicauan netizen. Video itu juga memicu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mencuit lewat akun Twitter-nya, @hendrarprihadi.

Wali Kota Hendrar mengaku mengapresiasi aksi yang dilakukan Daffa dengan menulis: "#bergerakbersama bukan seruan di awang-awang -- Daffa bisa membuktikan, njenengan?”

BACA: Heboh Bocah Pemberani Pencegat Pengendara Motor di Trotoar!

Pujian Wali Kota ini belakangan malah memicu kritik lain. “Tidak sekadar kasih pujian. Aksi Daffa seharusnya membuat Pemkot Semarang introspeksi,” ujar Djoko Setijowarno, Selasa, 19 April 2016.

Aksi Daffa, kata dia, mendorong pemerintah mempercepat perbaikan kualitas dan kuantitas layanan transportasi umum. “Maraknya pengguna sepeda motor akibat mutu angkutan umum yang buruk dan tidak efisien,” tutur Djoko.

Selain itu, penjualan sepeda motor kini dilakukan secara masif, bahkan ditawarkan dari rumah ke rumah dengan harga miring. "Dampaknya sekarang, karena kapasitas jalan terbatas sementara jumlah kendaraan bermotor meningkat tajam, tingkat pelayanan jalan menghadapi titik jenuh," ucap Djoko.

Alhasil, trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki kerap diserobot pengendara sepeda motor. "Pemasangan patok di trotoar juga tidak bisa memecahkan masalah,” katanya.

EDI FAISOL

BERITA MENARIK
Mempercantik Bibir dengan Selotip Bening
SNSD Menangis di Panggung Phantasia Jakarta, Mengapa?



Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

9 jam lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

44 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

48 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Alasan Projo Pasang Baliho Prabowo-Gibran di Trotoar Menteng yang Halangi Akses Pejalan Kaki

17 Januari 2024

Alasan Projo Pasang Baliho Prabowo-Gibran di Trotoar Menteng yang Halangi Akses Pejalan Kaki

Relawan Pro Jokowi atau Projo memasang baliho Prabowo-Gibran di trotoar Menteng. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baliho Prabowo-Gibran Tutup Trotoar di Menteng, Bawaslu Jakpus: Dipasang Projo

17 Januari 2024

Baliho Prabowo-Gibran Tutup Trotoar di Menteng, Bawaslu Jakpus: Dipasang Projo

Bawaslu Jakarta Pusat mendapati bahwa pihak yang memasang baliho Prabowo-Gibran di trotoar kawasan Menteng adalah DPP Pro Jokowi atau Projo.

Baca Selengkapnya

Koalisi Pejalan Kaki: Satpol PP DKI Punya Wewenang Copot Baliho Kampanye yang Tutup Trotoar

16 Januari 2024

Koalisi Pejalan Kaki: Satpol PP DKI Punya Wewenang Copot Baliho Kampanye yang Tutup Trotoar

Koalisi Pejalan Kaki menyatakan Satpol PP DKI harus tegas menindak dan mencopot baliho spanduk kampanye yang tutup trotoar.

Baca Selengkapnya

Baliho Prabowo-Gibran Tutup Trotoar di Jakarta, Koalisi Pejalan Kaki: Merampas Hak Tunanetra dan Disabilitas

15 Januari 2024

Baliho Prabowo-Gibran Tutup Trotoar di Jakarta, Koalisi Pejalan Kaki: Merampas Hak Tunanetra dan Disabilitas

Koalisi Pejalan Kaki menilai pemasangan baliho kampanye sudah parah dan mengancam nyawa pejalan kaki. Baliho Prabowo-Gibran tutupi trotoar.

Baca Selengkapnya

Viral Baliho Prabowo-Gibran Tutup Trotoar di Menteng, Bawaslu DKI Bakal Tinjau Lokasi

15 Januari 2024

Viral Baliho Prabowo-Gibran Tutup Trotoar di Menteng, Bawaslu DKI Bakal Tinjau Lokasi

Baliho capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Gibran di Menteng viral di media sosial karena tutup trotoar dan menghalangi pejalan kaki.

Baca Selengkapnya