Kasus Siyono, Independensi Forensik Polri Diragukan

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 14 April 2016 11:21 WIB

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi menjelaskan hasil CT Scan Jenazah Siyono di Mabes Polri Jakarta, 5 April 2016. TEMPO/Inge Klara

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) menilai independensi dan profesionalisme tim forensik dari kepolisian diragukan publik. "Otopsi ulang ini menunjukkan independensi forensik diragukan masyarakat," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane, secara tertulis pada Kamis, 14 April 2016.

Tudingan Neta ini terkait dengan hasil forensik Mabes Polri terhadap jenazah terduga teroris, Siyono, yang meninggal saat ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror. Dia mengatakan ada pihak yang mencampuri independensi tim forensik untuk memeriksa jenazah Siyono saat itu.

Kata dia, ada pihak yang mendesak tim forensik agar tidak mengotopsi jenazah Siyono secara menyeluruh. Tim forensik akhirnya memeriksa bagian luar tubuh korban dan menemukan luka di bagian kepala. "Kasus Siyono ini menjadi pelajaran bagi Polri," katanya.

Baca juga: Apa Saja Kejanggalan dalam Kematian Siyono, Terduga Teroris?

Kepolisian harus introspeksi terkait dengan keberanian Muhammadiyah dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk mengotopsi ulang jenazah Siyono. Menurut dia, itu adalah pukulan telak bagi kinerja kepolisian selama ini.

Apalagi Densus 88 Antiteror juga sering mendapat kecaman dari masyarakat. Perilaku Densus 88 Antiteror dianggap mirip seperti eksekutor, padahal mereka adalah penegak hukum. Dia meminta ada evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan peningkatan pengawasan.

"IPW sepakat terorisme harus diberantas tuntas dari negeri ini," kata dia. "Tapi siapa pun tidak boleh bertindak sewenang-wenang atas nama pemberantasan terorisme." Apalagi, menurut dia, tugas utama polisi adalah melumpuhkan tersangka bukan menjadi algojo.

Beberapa waktu lalu Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluarkan hasil otopsi atas penyebab kematian Siyono. Hasilnya menunjukkan adanya sejumlah tulang rusuk Siyono patah akibat benturan benda tumpul. Diduga Siyono dianiaya Densus 88 Antiteror saat perjalanan dari rumahnya ke kantor polisi.

Temuan Muhammadiyah ini bertentangan dengan penjelasan polisi yang menyatakan Siyono meninggal karena benturan di kepala. Polisi menolak dituding menganiaya Siyono. Menurut mereka, Siyono terbentur bingkai jendela mobil.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

5 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

21 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya