Semarang Berencana Bangun Monorel

Reporter

Rabu, 13 April 2016 12:13 WIB

Sebuah kereta monorel dipamerkan di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (26/6). Rute green line membentang sepanjang 14,5 kilometer dengan jalur Kuningan - Kuningan Sentral - Gatot Subroto - Senayan - Asia Afrika - Pejompongan - Karet - Dukuh Atas - kembali ke Kuningan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Kota Semarang berencana membangun layanan sistem transportasi massal berupa monorel. Rencana itu disampaikan kepada pemerintah pusat dan menjadi prioritas dalam menangani persoalan transportasi di ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu. “Kami baru bisa menyerahkan usulan secara tertulis, belum bicara secara langsung,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Rabu, 13 April 2016.

Menurut Hendrar, usulan tersebut disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut dia, Kementerian menyatakan setuju dan mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Kota Semarang. “Karena masyarakat memang menginginkan adanya transportasi massal yang murah. Salah satunya gagasan monorel yang terintegrasi,” ujar Hendrar.

Saat ini pemerintah Kota Semarang sudah mengawali dengan layanan transportasi massal dalam layanan Bus Rapid Transit (BRT). Sedangkan pembuatan monorel yang terintegrasi itu akan dilanjutkan sebagai bagian dari program kebijakan pembangunan infrastruktur angkutan massal.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Agoes Harmunanto menyatakan rencana pembangunan monorel baru tahap kajian. Dia menjelaskan, target waktu dan pembangunan secara teknis menunggu hasil kajian.

Agoes mengatakan kajian dilakukan badan perencanaan daerah dengan melibatkan pakar. Salah satu materi kajian itu adalah kemungkinan dibukanya jalur timur ke barat Semarang. “Kajian itu sekaligus gambaran apakah ada kesulitan dan hambatan,” ujarnya.

Adapun ahli transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menilai pembangunan monorel yang digagas pemerintah kota sulit terwujud dalam lima tahun ke depan karena memerlukan anggaran yang tak sedikit. Dia membandingkan dengan di Jakarta yang anggarannya jauh lebih besar saja gagal diwujudkan. “Di sisi lain monorel hanya cocok untuk daerah wisata karena kapasitas angkut yang rendah,” kata Djoko.

Menurut dia, untuk membangun 1 kilometer jalan rel, dibutuhkan Rp 30 miliar, sedangkan monorel Rp 220 miliar. “Biaya itu di luar bangunan depo balai yasa dan pembelian sarana,” ujar Djoko. Biaya beli kereta monorel yang harganya sekitar Rp 7 miliar itu akan semakin tinggi karena dalam satu rangkaian butuh empat kereta, sehingga satu rangkaian membutuhkan Rp 28 miliar. Biaya itu belum dihitung dari sumber daya manusia yang tak mungkin bisa disiapkan dalam waktu tiga tahun. “Jika dibangun 30 kilometer Mangkang-Penggaron, butuh Rp 6,6 triliun, setara satu setengah APBD Kota Semarang,” katanya.

EDI FAISOL

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

1 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

12 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

15 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

16 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

18 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

18 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

22 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

25 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

27 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya