Membangun MAREN di Kota Tual
Senin, 28 Maret 2016 17:52 WIB
INFO NASIONAL - Menilik letaknya yang terpencil di tenggara Maluku, nama Kota Tual sedikit terdengar asing di telinga. Namun Kota Tual yang berada di kawasan perairan Arafura ini menyimpan keelokan alam yang tiada duanya. Posisinya yang diapit Pulau Seram, Papua, dan Kepulauan Aru, memberi ruang bagi Kota Tual untuk mengeksplorasi potensi menjadi kawasan wisata dunia dan kekuatan bahari utama di Indonesia timur bersama Wakatobi, Bunaken, Banda, dan Raja Ampat.
Saat menjejakkan kaki di Kota Tual, kaki akan merasakan pasir nan lembut yang terhampar di sepanjang pantai Pasir Panjang di Desa Ngurbloat. Karena kelembutana ini, pasir putih di Pasir Panjang dinobatkan National Geographic sebagai yang terhalus di kawasan Asia Tenggara.
Di Kota Tual, naluri eksplorasi pun akan menuntun kita mengarungi perairan di wilayah penghasil rumput laut terbaik di Indonesia ini menuju Raja Ampat mini, Pulau Bair. Saat memasuki pulau yang perairannya dihuni ikan Hiu jenis Blackpit itu, kita akan disambut vegetasi mangrove dan jajaran tebing batu, mirip di Raja Ampat.
Pulau yang juga dikenal para traveller dengan nama Bair Island ini memiliki dua teluk yang saling berhadapan. Jernihnya air laut di Pulau Bair mampu memberi akses langsung melihat ke dasar laut di wilayah yang belum lama mandiri ini.
Kota Tual berdiri mandiri sebagai kota administratif sejak proses pemekaran pada 2007. Menilik sumber daya yang dimiliki, pembangunan dilakukan sesuai dengan potensi yang ada berdasar asas Mandiri, Aman, Tertib, Religius, Ekonomi Kerakyatan, dan Nasionalis (MAREN).
Untuk mengakselerasi kemajuan, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus pembenahan di Kota Tual. Pembangunan infrastruktur di lima kecamatan, baik sektor perhubungan, pendidikan, kesehatan, maupun perekonomian, mengalami kemajuan yang pesat di bawah kepemimpinan Wali Kota Drs HM M. Tamher, M.M. M.Si. yang memasuki periode kedua.
Peningkatan jalan dengan aspal pada ruas jalan utama serta memperbaiki jalan-jalan yang rusak membawa manfaat bagi semua warga Kota Tual. Kebutuhan masyarakat di wilayah terpencil, seperti Pulau Tam di Kecamatan Tayando dan Pulau Kur, dijawab dengan kehadiran kapal penyeberangan feri.
Pembangunan dua dermaga di Kecamatan Tayando Tam menjadi sarana yang memudahkan masyarakat di Kur, Tayando Tam (KTT) untuk berinteraksi dengan wilayah-wilayah lain. Kelancaran arus barang dan penumpang mendukung peningkatan ekonomi masyarakat. Berkat pembangunan ini, transaksi ekonomi menunjukkan peningkatan drastis.
Layanan publik lainnya adalah kehadiran taman kota yang diisi berbagai fasilitas. Keberadaan taman di tengah Kota Tual dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, seperti tempat rapat, simposium, wisata kuliner, hotspot (Internet), dan tempat olahraga. Mengenali potensi dan mengembangkannya menjadi cara Kota Tual menggapai kesejahteraan. (*)