Yogyakarta Siapkan Ratusan Ribu Vaksin Flu Burung  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 25 Maret 2016 16:46 WIB

Sarjo, mengambil burung puyuh yang mati sambil melakukan penyemprotan kandang di kelurahan Sidorejo, kecamatan Lendah, Yogyakarta, 9 Januari 2015. Sebanyak kurang lebih 3900 ternak puyuh dilaporkan mati dan sudah dinyatakan oleh positif flu burung. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan 700 ribu vaksin avian influenza (AI) untuk unggas pada tahun ini. Vaksin itu dibagi menjadi 500 ribu dosis untuk itik dan 200 ribu lainnya untuk ayam.

"Kalau dari segi jumlah sebenarnya vaksin bantuan dari pemerintah pusat itu lebih sedikit ketimbang 2015," ujar Anung ES, pejabat Dinas Pertanian DIY, Jumat, 25 Maret 2016.

Persiapan vaksin flu burung ini dilakukan setelah ratusan unggas di Blunyahrejo, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta, mati mendadak dalam kurun satu pekan terakhir. Unggas tersebut diduga kuat terkena flu burung atau avian influenza.

"Dua hari di tes pada Kamis dan Jumat minggu lalu, petugas bilang ini flu burung," kata Edy Irianto, penduduk Blunyahrejo, Rabu, 23 Maret 2016. Puluhan itik dan ayam milik Edy mati mendadak.

Anung menjelaskan, bantuan vaksin saat ini lebih sedikit tinimbang bantuan pada 2015, karena melihat potensi penyebaran penyakit flu burung juga lebih kecil. Dia memperkirakan saat ini Yogyakarta relatif aman dan menunjukkan penurunan kasus.

Pada 2015, terdapat enam kasus flu burung yang mematikan ribuan unggas. Lokasi kejadian berada di Sidorejo, Lendah, Kulonprogo; Gulurejo, Lendah, Kulonpogo; Piyaman, Wonosari, Gunungkidul; serta tiga kasus di Sleman, yakni Moyudan, Condongcatur, dan Minggir

Namun, ujarnya, pemerintah tidak menurunkan upaya pemberantasan dan penanggulangan flu burung di Yogyakarta. Selain pelatihan, ia juga menyiapkan 60 orang petugas unit respons cepat yang tersebar di lima kabupaten dan kota.

Ketua RT 19 RW 5 Blunyahrejo Edy Irianto, sejak puluhan itik dan ayam di kampungnya mati mendadak, dia merasa virus tersebut sudah tidak ada di sekitar tempat tinggalnya karena sudah hampir sepekan ini tidak ditemukan kasus kematian unggas lagi. "Yang kemarin mati sudah dibakar juga," ucapnya.

Ia juga mengaku tidak pernah memvaksin unggas peliharaannya dan hanya diberi vitamin. “Sosialisasi yang diberikan petugas kesehatan hewan minim dan tidak sampai ke lapis bawah,” katanya. Selama ini ia memelihara unggas dengan menjaga kebersihan kandang sehingga tidak berbau.

SWITZY SABANDAR

Berita terkait

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

5 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

5 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

56 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya