Mediasi Anglingkusumo dengan Paku Alam X Buntu  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 21 Maret 2016 14:51 WIB

Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X menyapa warga dari dalam kereta Kyai Manik Koemolo saat Kirab Ageng di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, 7 Januari 2015. Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo akhirnya secara resmi dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X. Proses jumenengan dilangsungkan di Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kisruh Kadipaten Pakualaman Yogyakarta berlanjut. Mediasi antara penggugat, yaitu Anglingkusumo, dan tergugat Paku Alam X mengalami jalan buntu alias deadlock. Sidang pembacaan gugatan akan dimulai minggu depan.

"Mediasi deadlock, sidang dilanjutkan," kata pengacara Paku Alam X, Herkus Wijayadi, di kantor Pengadilan Negeri Yogyakarta, Senin, 21 Maret 2016.

Herkus menyatakan gugatan pihak Anglingkusumo, paman tiri Paku Alam X, memang tidak bisa dikabulkan. Itu terutama soal gugatan kedudukan atau takhta Paku Alam yang diminta oleh penggugat, juga soal bagi-bagi harta milik Kadipaten Pakualaman.

Sebab, sesuai dengan paugeran atau pranata kerajaan tingkat kadipaten, itu sudah jelas. Pengukuhan Wijoseno Hario Bimo sebagai Paku Alam X sudah melalui proses yang panjang. Bahkan sudah kirab dan sudah dilegitimasi oleh berbagai pihak, termasuk dari pemerintahan dan Kraton Ngayogyakarta. "Sri Sultan Hamengku Buwono X dan putri-putrinya hadir, jajaran pemerintahan semua hadir saat jumenengan, itu artinya menunjukkan legitimasi," katanya.

Pihak Anglingkusumo juga mengklaim sudah dikukuhkan, tapi hal itu masih dipertanyakan. Apalagi pengukuhan sebagai Paku Alam X berlokasi di Kulon Progo. Itu dianggap keluar dari paugeran. "Mana ada raja ditempatkan di sebuah pendopo di lokasi yang terpencil, ini tidak masuk akal," kata Herkus.

Herkus menambahkan, Paku Alam X hanya menjalankan amanah sesuai dengan paugeran. Itu juga merupakan amanah dari leluhur kadipaten soal takhta sebagai Paku Alam X. Jelas tidak mungkin ia akan berbagi takhta dengan paman tirinya itu.

Selain itu, gugatan untuk berbagi harta warisan tidak bisa dipenuhi. Sebab, aset-aset Kadipaten Pakualaman bukanlah milik pribadi-pribadi keluarga, melainkan milik kadipaten.

"Dari sekian banyak aset yang dituntut penggugat, itu merupakan aset lembaga. Tidak mudah begitu saja dibagi-bagi. Itu yang dipertahankan oleh Kanjeng Gusti (Paku Alam X). Kalau aset itu dibagi-bagi, itu mengkhianati putra wayah yang lain. Aset dipertahankan sebagai aset bangsa," kata pengacara itu.

Kisruh Kadipaten Pakualaman ini muncul karena pihak Anglingkusumo mengklaim lebih berhak menjadi Paku Alam. Bahkan menjadi Paku Alam IX. Anglingkusumo mengklaim lebih berhak menduduki takhta Paku Alam IX pada 1999.

Wimar Sitorus, pengacara Anglingkusumo, menyatakan pihaknya menggugat Paku Alam X karena dua kali somasi yang dilayangkan tidak ditanggapi.

Somasi itu dilayangkan pada 7 Januari 2016 yang bertepatan dengan jumenengan Paku Alam X. Somasi tersebut meminta Paku Alam X menyadari kekeliruannya karena Wijoseno Hario Bimo diklaim tidak berhak menduduki jabatan Paku Alam.

Sedangkan somasi kedua diberikan pada 7 Februari 2016. Isinya tidak jauh berbeda, yakni ketidaksepakatan keturunan Paku Alam VIII, khususnya dari trah Kanjeng Raden Ayu Retnoningrum dan sesepuh trah Pakualaman, atas pengangkatan Hario Bimo menjadi Paku Alam X. "Kami akan membacakan gugatan pada sidang pertama," kata Wimar.

MUH SYAIFULLAH


Berita terkait

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

5 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

12 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

20 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

24 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

25 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

26 hari lalu

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

44 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

47 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

50 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya