Earth Hour di Tugu Yogya, Puluhan Remaja Tetap Asyik Selfie  

Reporter

Sabtu, 19 Maret 2016 21:54 WIB

Kampanye perubahan iklim "Earth Hour" digelar setiap Sabtu terakhir bulan Maret. Tahun 2009, kampanye ini diikuti lebih dari semiliar penduduk bumi.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lampu Tugu Pal Putih yang dimatikan selama satu jam—dari pukul 20.30 hingga 21.30—untuk mendukung perayaan Earth Hour 2016 tidak menyurutkan keinginan puluhan remaja berswafoto. Meski jumlah mereka tidak sebanyak hari biasa yang sampai membeludak ke jalan utama dan memperlambat arus lalu lintas.

Dengan menggunakan tongsis, puluhan remaja terlihat asyik mengambil foto berlatar Tugu Pal Putih yang tidak disorot lampu sama sekali. "Sebenarnya susah selfie tanpa cahaya, apalagi dengan kamera depan, makanya ini saya pakai tongsis biar bisa pakai blitz kamera belakang," ujar Grace, 19 tahun, mahasiswi universitas swasta di Yogyakarta, Sabtu, 19 Maret 2016.

Grace mengatakan dia baru pertama kali mengikuti acara Earth Hour karena di daerah asalnya di Sulawesi belum pernah ada kegiatan seperti ini. Ia mendukung penyelamatan bumi melalui gerakan mematikan lampu selama satu jam untuk mengurangi dampak global warming.

Hal senada juga diutarakan Satya, 20 tahun. Menurut dia, berfoto saat lampu dimatikan di Tugu dapat menjadi bentuk dukungan terhadap gerakan Earth Hour. Ia berencana mengunggah fotonya di media sosial.

Dari pantauan Tempo di area Tugu Yogyakarta, sejumlah hotel turut mendukung gerakan Earth Hour 2016 dengan mematikan lampu utama, antara lain Hotel 101, Arjuna, dan Harper. Secara umum, lebih dari 50 persen penerangan di Jalan Margoutomo lebih redup dan hanya didominasi lampu kendaraan bermotor yang ramai memenuhi jalan, mengingat perayaan bertepatan dengan akhir pekan.

Sebelumnya, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia Nyoman Iswarayoga mengatakan Earth Hour jangan sampai mengurangi kenyamanan. Dia mencontohkan, toko tidak perlu mematikan semua lampunya jika khawatir soal keamanan, tapi dapat mematikan alat elektronik atau lampu yang tidak digunakan.

Earth Hour pertama kali dilakukan pada 2007 di Sidney, Australia. Indonesia memulai pertama kali pada 2009, dan Yogyakarta mengikuti pada 2010 bersama empat daerah lain di Indonesia. Tercatat, pada 2015, 1,5 miliar penduduk bumi mengikuti gerakan ini. Sedangkan di Indonesia diikuti 1,5 juta orang pada 2014.

SWITZY SABANDAR




Advertising
Advertising

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

21 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

4 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

5 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

15 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

16 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya