Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tingkat SMP se-Surabaya menggelar aksi Save Indonesia di depan gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, 20 Januari 2016. Aksi damai tersebut merupakan bentuk aksi simpatik mereka terhadap peristiwa terorisme di Jakarta, kasus korupsi, kasus kekerasan anak dan beberapa kasus lainnya. ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Surabaya - Rapat Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Provinsi Jawa Timur diikuti sebanyak tiga ribu peserta dari kepolisian, TNI, pemerintahan, dan masyarakat sipil, di Surabaya, Rabu 16 Maret 2016. Rapat koordinasi membahas sinergi untuk deradikalisme dan deteksi dini terorisme dan paham ekstrem di Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyederhanakan tujuan dari rapat itu yakni untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman di Jawa Timur. "Kalau TNI, Polri, dan Pemda kompak akan membangun dampak positif," kata Soekarwo.
Rapat dipimpin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan. Dalam sambutannya, dia mengarahkan kinerja dalam menangani radikalisme seperti terorisme. Dia juga mengungkap kerja sama intelejen antar negara seperti dengan Malaysia, Singapura, Australia, Turki, dan Amerika Serikat berjalan dengan baik.
Dalam bagian lain dari pernyataannya, Luhut juga meminta setiap stasiun televisi rutin memutar lagu kebangsaan sebagai satu upaya menumbuhkan rasa nasionalisme. Setiap program siarannya yang terkait ceramah agama juga dimintanya diatur agar yang disampaikan hanya yang dianggap menyejukkan.
"Wawasan kebangsaan juga perlu ditayangkan di jam tayang utama atau 'prime time'," katanya.
Selain Luhut, ikut hadir dalam rapat koordinasi di Surabaya adalah Kepala Bagian Intelkam Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Djoko Mukti Hariyono mewakili Kepala Kepolisian Republik Indonesia.