Yogyakarta Terbanyak Gelar Ujian Nasional Berbasis Komputer

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 11 Maret 2016 17:46 WIB

Ekspresi seorang pelajar saat menghadapi ujian nasional berbasis komputer di SMAN 2 Cimahi, Jawa Barat, 13 April 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menjadi provinsi dengan jumlah sekolah penyelenggara Ujian Nasional Computer Based Test (UN CBT) terbanyak di Indonesia pada tahun ini. Tak tanggung-tanggung, jumlah sekolah penyelenggara UN CBT di DIY melonjak dari hanya 37 pada 2015 menjadi ratusan pada 2016.

Ratusan sekolah itu juga mendaftar dengan suka rela sebagai penyelenggara UN CBT di DIY. "Banyak sekolah tertarik dengan sistem UN CBT, selain itu juga sudah siap dengan fasilitasnya," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Standardisasi, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Suraya, Jumat, 11 Maret 2016.

Suraya mencatat, pada tahun ini, terdapat 119 SMK di DIY yang siap menggelar UN CBT. Jumlah itu melebihi separuh dari seluruh SMK di DIY yang sebanyak 218 sekolah. "Jadi, ada 20.487 siswa SMK yang akan mengikuti UN CBT," kata Suraya.

Selain itu, dari 222 SMA di DIY, terdapat 44 sekolah yang akan menggelar ujian berbasis komputer ini. Jumlah siswa peserta UN di 44 SMA tersebut mencapai 7.969 pelajar.

Suraya menambahkan 18 SMP juga mendaftar menjadi penyelenggara UN CBT di DIY. Sebagian kecil sekolah dari 549 SMP di DIY itu memiliki siswa peserta UN sebanyak 2.942.

Menurut Suraya, semua sekolah penyelenggara UN CBT di DIY tersebut telah memenuhi persyaratan. Sekolah-sekolah itu memiliki perangkat komputer sebanyak sepertiga atau lebih dari jumlah siswa peserta UN. "Agar bisa ada tiga jadwal ujian untuk satu mata pelajaran dalam sehari (dengan jenis soal beragam)," kata Suraya.

Selain itu, setiap sekolah tersebut juga telah memiliki beberapa tenaga teknis yang akan mempersiapkan fasilitas komputer untuk ujian. Jaringan internet juga sudah tersambung ke masing-masing sekolah. "Semua tenaga teknis UN CBT sudah kami latih," kata Suraya.

Dia mengimbuhkan UN CBT menarik perhatian ratusan sekolah di DIY karena lebih murah dari segi biaya. Para siswa juga mampu lebih cepat mengerjakan soal ujian karena tidak terlalu sibuk menghitamkan pilihan jawaban dengan pensil. "Tak ada lagi biaya cetak kertas, tenaga keamanan dan nilai siswa berpeluang membaik," ujar Suraya.

Kepala SMKN 3 Kasihan Bantul, Rakhmat Supriyono, membenarkan banyak sekolah tertarik dengan UN CBT karena faktor efisien. "Siswa senang dengan UN CBT, soalnya hanya butuh menjawab dengan klik (mouse)," kata Rakhmat.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM



Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya