Satu keluarga mengamati fenomena alam Gerhana Matahari pada Hari Raya Nyepi di Bali, 9 Maret 2016. AP/Firdia Lisnwati
TEMPO.CO, Kupang - Umat Hindu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 9 Maret 2016, memanjatkan doa khusus pada Sang Widi karena berkah yang diberikan pada perayaan Nyepi tahun Saka 1938. Perayaan Nyepi kali ini istimewa bagi umat Hindu karena bertepatan dengan fenomena alam gerhana matahari.
Di Kabupaten Belu, ratusan warga Hindu mendatangi pura untuk berdoa, memohon berkat kepada sang maha kuasa. Perayaan mengarak dan membakar ogoh-ogoh tahun ini baru dimulai kembali pasca-kerusuhan jajak pendapat Timor Timur pada 1999.
Ogoh-ogoh yang diarak keliling Kota Atambua itu kemudian dibakar sebagai simbol membersihkan diri dari semua masalah dan amarah yang selama ini menimpa mereka. Ritual ini digelar lantaran perayaan Nyepi tahun ini bertepatan dengan gerhana matahari.
"Umat Hindu di Belu melakukan ritual atau doa khusus gerhana matahari setelah ibadah Nyepi dilakukan," kata I Made Bali, Ketua PHDI Atambua.
Umat Hindu di Belu berharap kerukunan umat beragama yang selama ini terjalin baik dapat dipertahankan. Dengan begitu, semua umat beragama di daerah itu bisa menjalankan ibadahnya dengan baik tanpa adanya gangguan dari pihak lain yang ingin merusak kerukunan itu. "Kerukunan antarumat beragama di NTT harus tetap terjalin dengan baik," ucap Made.