Sujud Perih Terakhir di Pondok Pesantren Waria Al-Fattah

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 9 Maret 2016 08:33 WIB

Sejumlah waria melakukan salat Magrib jamaah di Pesantren Waria, Al Fatah di Kotagede Yogyakarta, 2 Juli 2014. Waria yang merasa dirinya wanita, mengenakan mukena dan waria yang merasa dirinya lekaki mengenakan sarung dan peci. Tempo/Anang Zakaria

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang waria menggelar sajadah. Berteman gerimis sore, ia salat asar di ruang tengah pondok pesantren. Bola matanya yang indah menjadi basah. Seusai salat, kawannya bertanya, kenapa kamu berkaca-kaca hendak menangis? “Saya tadi mendoakan keselamatan sesama muslim,” jawab dia.

Ia yang menjadi santri pondok pesantren waria sudah belajar hingga Iqra empat. “Saya sedih karena belajar Iqra jadi terputus,” kata waria itu. Kegiatan belajar mengajar agama Islam dan ibadah dipaksa berhenti setelah belasan orang atas nama Front Jihad Islam (FJI) menggeruduk Pondok Pesantren Waria Al-Fattah di Dusun Celenan, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok itu mendatangi pondok pesantren itu pada 19 Februari 2016.

Pondok pesantren waria itu berdiri di tengah perkampungan penduduk. Di sekitarnya terdapat rumah-rumah tradisional berarsitektur Jawa di kawasan Kotagede Yogyakarta. Untuk menuju ke sana, orang harus melalui gang sempit. Pesantren itu ada di kawasan Kotagede sejak tahun 2014. Sebelumnya ponpes berdiri di Notoyudan dan mulai ada pada 2008. Ketuanya waktu itu bernama Maryani. Bangunan pesantren menempati rumah kontrakan Maryani.

Berdirinya pesantren waria ini bermula dari rutinitas Maryani mengikuti pengajian Kiai Haji Hamrolie Harun, seorang ustad pengasuh pengajian Al Fatah di kawasan Pathuk, Yogyakarta. K.H. Hamrolie juga yang memberi nama Pondok Pesantren Al-Fattah. Nama itu berasal dari pengajian mujahadah yang diselenggarakan K.H. Hamrolie.

Ia adalah pembina pondok itu. Tahun 2013, K.H. Hamrolie meninggal. Setahun kemudian, Maryani meninggal. Ponpes pindah ke kawasan Kotagede di rumah Shinta Ratri, ketua pondok pesantren yang sekarang, pada 2014. Pengasuh Pesantren Nurul Ummahat Kotagede Kiai Abdul Muhaimin kini menjadi pembinanya.

Kegiatan belajar agama pesantren waria selama ini tidak pernah diributkan oleh penduduk yang tinggal di sekitarnya. Di kawasan Kotagede, kegiatan belajar agama Islam berlangsung setiap hari Ahad pukul 17.00-21.00. Di dalam pondok pesantren itu terdapat papan yang bertuliskan jadwal kegiatan. Di antaranya belajar Iqra, tadarus, salat berjemaah, dan diskusi. Setiap Ahad sore setidaknya 15 santri yang belajar agama Islam.

Selain menggelar kegiatan rutin, pesantren waria juga agenda tahunan. Saat Ramadan tiba, mereka rutin menggelar tarawih, tadarus Al-Quran, hingga sahur dan berbuka bersama. Menjelang Idul Fitri, mereka berziarah bersama ke makam keluarga dan waria yang sudah meninggal.

Pondok pesantren itu kerap dikunjungi oleh mahasiswa S1 maupun S2 yang melakukan riset. Di dalam pondok itu juga terdapat banyak piagam dari berbagai lembaga yang menunjukkan pondok itu punya prestasi.

Ketua Pondok Pesantren Waria Al-Fattah, Shinta mengatakan kini para santri sementara beribadah di rumah masing-masing. Para santri, kiai, dan ustad berembuk dan sepakat ibadah dilakukan di rumah masing-masing. “Kami harus mencari tempat lain. Kondisinya tidak memungkinkan,” kata Shinta di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Selasa 8 Maret 2016.

Ia menyatakan tidak bisa menerima penutupan pesantren itu. Untuk memfasilitasi waria belajar agama Islam dan beribadah, maka akan dibuat majelis taklim. Ini adalah organisasi pendidikan luar sekolah atau nonformal yang mendalami Islam.

Pengasuh Pesantren Nurul Ummahat Kotagede Kiai Abdul Muhaimin mengatakan waria punya hak untuk menghayati dan belajar agama. “Waria makhluk Tuhan. Dengan basis kemanusiaan, saya mendampingi waria belajar agama,” kata Kiai Abdul Muhaimin.

Ia menyayangkan orang-orang yang menutup pondok itu. Menurut dia, penduduk yang tinggal di sekitar pondok pesantren waria tidak pernah terganggu. Mereka tidak hanya menggelar pengajian, melainkan juga Syawalan dan parade busana muslim.

Ustad yang mendampingi waria di pondok Al-Fattah, Arif Nuh Safri, mengecam larangan belajar agama dan ibadah untuk waria. Menurut dia, menjalankan ibadah merupakan hak setiap orang, tidak memandang dia waria atau bukan waria. Arif yang mendampingi waria sejak tahun 2010 menegaskan tidak ada kegiatan yang menyimpang di pondok itu. “Orang mau ibadah kok harus taubat,” kata Arif.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

8 hari lalu

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

kemenag mengalokasikan anggaran dana BOS Pesantren sebesar Rp 340,5 miliar tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

14 hari lalu

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

Kementerian Agama membuka program bantuan pesantren dan pendidikan keagamaan Islam untuk tahun anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenag Usul Lulusan Ma'had Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS

33 hari lalu

Kemenag Usul Lulusan Ma'had Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS

Lulusan Ma'had Aly berpeluang mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS, khususnya formasi penyuluh agama.

Baca Selengkapnya

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

41 hari lalu

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

42 hari lalu

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

Polisi menetapkan bapak dan anak pengasuh pondok pesantren di Trenggalek sebagai tersangka pencabulan

Baca Selengkapnya

Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

48 hari lalu

Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

Kasus kematian santri di salah satu Pondok Pesantren di Tebo Jambi ini sempat mandek, hingga viral lagi setelah dibawa ke Hotman Paris.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

48 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Kode Khusus Hasbi Hasan dan Windy Idol dalam Suap Perkara Mahkamah Agung: dari SIO hingga Pesantren

56 hari lalu

Kode Khusus Hasbi Hasan dan Windy Idol dalam Suap Perkara Mahkamah Agung: dari SIO hingga Pesantren

Dalam perkara suap Mahkamah Agung, Sekma Hasbi Hasan didakwa menerima suap Rp 11,2 miliar dan gratifikasi Rp 630 juta.

Baca Selengkapnya

Viral Pondok Pesantren di Depok Terkurung Tanpa Akses Jalan

5 Maret 2024

Viral Pondok Pesantren di Depok Terkurung Tanpa Akses Jalan

Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Beji Depok viral di media sosial karena terkurung tanpa akses keluar masuk.

Baca Selengkapnya