17 Kota Mulai Terapkan Kantong Plastik Berbayar, 23 Menyusul  

Reporter

Senin, 7 Maret 2016 09:39 WIB

Pemulung mencari sampah plastik di antara lautan sampah kiriman dari kota yang terbawa arus banjir di muara Sungai Cikapundung dan Citarum di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 28 Februari 2016. Akibat tumpukan sampah di Sungai Cikapundung, sejumlah desa di Bandung Selatan tergenang banjir saat puncak musim hujan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pemerintah tentang kantong plastik berbayar terus diterapkan di berbagai kota di Indonesia. Kebijakan ini telah diterapkan di 14 negara di Asia, 31 negara Eropa, dan 7 negara di Afrika serta 18 negara di Afrika.

Di Tanah Air, ada 17 kota yang mulai menerapkan kebijakan tersebut, yakni Ambon, Balikpapan, Banjarmasin, Bogor, Kendari, Makassar, Malang, Medan, Tangerang, Tangerang Selatan, Banda Aceh, Bandung, Depok, Jayapura, Pekanbaru, Semarang, dan Surabaya. Rencananya, uji coba gelombang kedua selanjutnya akan diikuti 23 kabupaten dan kota.

Plastik merupakan bahan yang tidak mudah terurai secara alami sehingga mencemari dan merusak ekosistem tanah dan air.

Berdasarkan penelitian yang dipimpin Jena R. Jambeck dari Universitas Georgia, Indonesia berada dalam peringkat kedua dunia sebagai penyumbang sampah plastik ke laut.

Pada Sabtu, 5 Maret 2016, Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Hari Peduli Sampah Nasional di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam acara ini, 17 wali kota/wakil wali kota turut hadir untuk menandatangani komitmen bersama penerapan kebijakan kantong plastik berbayar.

Jusuf Kalla menjelaskan bahwa peringatan Hari Peduli Sampah Nasional sesungguhnya merupakan peringatan kesedihan atas musibah yang terjadi di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Leuwigajah di Bandung pada 2005, yang tidak memperhatikan permukiman di bawahnya.

Pada waktu itu, banyak sampah yang tidak dikelola dengan baik sampai menggunung dan akhirnya longsor saat turun hujan. Sebanyak 143 jiwa meninggal akibat sampah yang menimbun di permukiman yang berada di bawah TPA tersebut. “Kita semua datang di sini untuk berjanji tidak akan mengulangi kesalahan atas ketidakpedulian kita terhadap sampah”, ujar Kalla, seperti dimuat dalam siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebagai gambaran, jumlah penduduk Indonesia pada 2014 sekitar 250 juta jiwa. Jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kilogram, jumlah timbunan sampah secara nasional dalam satu hari adalah 175 ribu ton atau setara 64 juta ton sampah dalam satu tahun.

Kalla mengajak seluruh lapisan masyarakat turut aktif dalam menangani sampah. Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang sering dikampanyekan sudah, kata Kalla, sangat bagus dan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Selanjutnya perlakukan sampah dengan baik. Jadikan sampah yang tadinya beban menjadi teman yang bermanfaat. Banyak contoh pengelolaan sampah yang pada akhirnya memberikan nilai positif di sisi ekonomi. Ini tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah atau wali kota”, katanya.

UWD

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

37 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya