Warga korban banjir bandang mengungsi di Jorong Kampuang Padang Paraman Dareh, Nagari Air Manggis, Lubuak Sikapiang, Pasaman, Sumatera Barat, 16 Desember 2015. Menurut data dari TNI sebanyak 27 unit rumah rusak, tiga diantaranya rusak berat, puluhan hektar sawah rusak, serta sejumlah ternak terseret arus banjir bandang yang terjadi pada Selasa (15/12) sore. ANTARA/Muhammad arif Pribadi
TEMPO.CO, Padang -Korban banjir di daerah Jorong Lambak, Nagari Panti Timur, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, membutuhkan hunian sementara karena rumah mereka masih terkena lumpur berpasir. "Yang dibutuhkan korban itu hunian sementara." ujar Camat Panti Jon Wilmar, Senin, 29 Februari 2016.
Jon mengatakan para korban sudah mengungsi sejak banjir menerjang pada 8 Februari 2016. Karenanya, warga tidak mungkin ditinggal di tempat pengungsian terlalu lama. Dia berharap, pemerintah pusat bisa membantu pembangunan hunian sementara sebanyak 60 buah. Sebab, anggaran pemerintah daerah tidak mencukupi.
"Meskipun ada warga yang mengungsi di rumah keluarganya, tak mungkin mereka menumpang terlalu lama di sana," katanya. Apalagi, kata Jon, butuh waktu lama dan biaya untuk normalisasi sungai serta membuat tanggul.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasaman Sayuti Pohan mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membangun hunian sementara. Namun pembangunan ini masih terkendala lahan. "Sebenarnya, ada lahan yang bisa digunakan. Tapi itu perkebunan masyarakat. Mereka minta ganti rugi," ucapnya, Senin, 29 Februari 2016.
Sayuti mengatakan ada sekitar 205 warga dari 63 kepala keluarga yang terdampak banjir. Saat ini mereka mengungsi diberbagai tempat, seperti ruangan kelas sekolah dasar dan rumah keluarga masing-masing. Ada juga korban yang menyewa rumah untuk sementara.