Antisipasi Banjir, Lamongan Tambah Pompa Air  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 29 Februari 2016 17:12 WIB

Seorang ibu terpaksa mengungsi setelah rumahnya terendam banjir, di Pelangwot, Lamongan, Jawa Timur, (28/2). Sekitar 600 rumah terendam banjir, akibat sungai Bengawan Solo meluap. Foto: ANTARA/Syaiful Arif

TEMPO.CO, Lamongan - Pemerintah Kabupaten Lamongan menambah satu unit pompa penyedot air untuk mengantisipasi luapan sungai Bengawan Solo, yang telah terjadi sebanyak tiga kali pada bulan ini.

Sebelumnya, sejumlah pompa penyedot air telah dipasang di beberapa titik di sungai Bengawan Solo dan Bengawan Jero di Lamongan.

Satu unit pompa baru ini berkapasitas 500 liter per detik dan dipasang di pintu air di Kecamatan Babat. Sedangkan pompa yang sudah terpasang, di antaranya berkapasitas 350 liter per detik, juga dipasang di kecamatan ini.

Satu pompa penyedot berkapasitas 3.000 liter per detik dipasang di Sluis Kuro, Kecamatan Glagah. Selanjutnya, empat unit pompa dengan kapasitas 4.000 liter per detik dipasang di sisi sungai Bengawan Jero, Lamongan. “Satu pompa (baru dalam ) proses dipasang,” kata juru bicara Pemerintah Kabupaten Lamongan, Sugeng Widodo, kepada Tempo, Senin, 29 Februari 2016.

Dia menjelaskan, penambahan pompa penyedot air dilakukan berdasarkan inspeksi mendadak Bupati Lamongan Fadeli ke beberapa desa di Kecamatan Babat yang terendam banjir.

Ini seperti Desa Banaran, Bedahan, dan Gilang, serta di desa Babat. Di Kecamatan Babat, saat hujan deras, beberapa jalan juga direndam banjir, seperti Jalan Gotong Royong, Jalan Tambangan, Jalan Perintis, dan Jalan Pramuka dengan ketinggian air sekitar 40 sentimeter.

Banjir juga melanda beberapa kecamatan, seperti sebagian Maduran dan Laren, di Lamongan bagian barat daya.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan, pompa air sudah beroperasi sejak 23 Februari di Bengawan Jero. Pompa sedot dengan kapasitas 4.000 liter per detik itu dinyalakan saat sungai yang membelah Lamongan bagian tengah mengalami luapan air hujan. “Pompa sedot banjir sudah beroperasi semua,” kata Sugeng Widodo.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, banjir menyasar di beberapa desa di Kecamatan Soko, Rengel, Widang, dan Plumpang. Akibat dampak banjir ini, petani terpaksa memanen padi, yang usianya di bawah 90 hari.

Sejumlah desa yang sawahnya terendam banjir ialah Desa Karang Tinoto, Sawahan, Ngadirejo, dan Kanorejo di Kecamatan Rengel. Di Kecamatan Soko, banjir merendam Desa Pandanwangi, Desa Glagah, Desa Kenongosaro, dan Desa Menilo. Sedangkan di Kecamatan Widang, banjir merendam Desa Tegalrejo, Simorejo, Kedungharjo, Tegalsari, dan Banjarejo.

BPBD Tuban tengah mendistribusikan bantuan obat-obatan ke desa-desa yang terdampak banjir, seperti Desa Karang Tinoto dan sekitarnya. Daerah yang berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo ini mengalami banjir rutin setiap tahun. “Kita distribusikan obat-obatan,” ujar Kepala BPBD Tuban Joko Ludiono dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 29 Februari 2016. Dia mengatakan warga diminta waspada karena hujan masih akan terus turun.




SUJATMIKO

Berita terkait

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

36 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

37 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

40 hari lalu

Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

Pengendara mobil patut mewaspadai bahaya aquaplaning saat musim hujan, Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

45 hari lalu

Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024

Baca Selengkapnya

Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

59 hari lalu

Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

Hotel ini menjanjikan akan mengganti biaya menginap semalam jika turun hujan yang mengganggu liburan di Singapura.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

3 Maret 2024

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

BMKG sebut cuaca ekstrem sampai 8 Maret 2024. Ada tiga indikator untuk menentukan cuaca ekstrem, dari tekanan udara, awan, sampai angin.

Baca Selengkapnya

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

1 Maret 2024

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

Pakar menyarankan menerapkan pola makan sehat dengan gizi lengkap untuk menjaga ketahanan tubuh di musim hujan seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

1 Maret 2024

Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

Top 3 Tekno pada Jumat pagi 1 Maret 2024, diawali dari artikel tentang Apple yang telah membatalkan proyek mobil listrik perdananya, Apple Car.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Sudah Lewat, Cuaca Ekstrem Berpotensi Hingga 8 Maret

29 Februari 2024

BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Sudah Lewat, Cuaca Ekstrem Berpotensi Hingga 8 Maret

BMKG memantau hujan dengan intensitas ringan hingga ekstem masih terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia sejak 24 hingga 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya