BIN Akui Ada Deteksi Serangan Lanjutan Teroris di Indonesia  

Reporter

Senin, 29 Februari 2016 16:46 WIB

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, memberikan keterangan kepada awak media setelah berhasil menjemput kelompok bersenjata Din Minimi, di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 29 Desember 2015. Sutiyoso menyatakan kelompok Din Minimi tidak menuntut pemisahan dari NKRI. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso angkat bicara terkait peringatan dari pemerintah Australia yang memberikan travel warning bagi warganya yang berada di Indonesia. Sutiyoso mengklaim telah mendeteksi adanya serangan lanjutan dari sekelompok teroris sebelum pemerintah Australia mengeluarkan peringatan tersebut.

"Tapi kan saya tidak bisa informasikan ke Anda bagaimananya. Kami sudah mengerti sebelum mereka (Australia)," kata Sutiyoso saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.

Sutiyoso juga mengatakan, BIN telah mendeteksi adanya sejumlah masjid di Jakarta yang menyebarkan propoganda mengenai ISIS, seperti yang dituduhkan oleh pemerintah Australia dalam peringatan itu. "Itu bukan barang baru bagi kami. Kami koordinasi terus dengan Pemda DKI Jakarta," ujarnya.

Sutiyoso mengatakan, walaupun BIN telah mendeteksi adanya gerakan-gerakan tersebut, BIN tidak dapat menindak mereka karena hal tersebut belum tercantum dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme. "Seperti yang diketahui, Undang-Undang belum memungkinkan nangkapin orang seperti itu," tuturnya.

Sutiyoso pun berharap, revisi UU Terorisme segera dibahas dan disahkan. "Itu lah yang kami minta, revisi undang-undang itu, baik oleh kepolisian, BIN tidak punya kewenangan itu. Tapi sekarang, kami tahu lah jaringan-jaringan itu," kata Sutiyoso menambahkan.

Sebelumnya, dalam situs resmi pemerintah Australia, terdapat himbauan bagi wisatawan Australia yang hendak berlibur ke Jakarta, Bali, dan Lombok mengenai adanya indikasi serangan teror lanjutan ke Indonesia. Pemerintah Australia juga menyatakan bahwa ancaman teror cukup tinggi. Wisawatan Australia pun diminta waspada jika berada di tempat yang rawan menjadi target serangan teror.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

26 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

38 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

38 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

38 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

39 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya