BNPB Temukan 69 Titik Api di Wilayah Indonesia Hari Ini

Reporter

Sabtu, 27 Februari 2016 17:37 WIB

Petugas pemadam kebakaran dengan ditemai pejabat kehutanan berkeliling ke daerah-daerah yang hangus akibat kebakaran hutan dengan menunggangi seekor gajah di Siak, Riau, 10 Novemebr 2015. Patroli yang dilakukan ini guna memastika seluruh titik api telah padam. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan 69 hotspot atau titik api kebakaran hutan dan lahan terdeteksi di beberapa wilayah. “Itu hasil pantauan satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua pada hari ini,” kata Sutopo melalui siaran persnya yang diterima Tempo, Sabtu, 27 Februari 2016.

Sutopo menuturkan 69 titik api itu tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, Sulawesi Selatan, Aceh Selatan, Riau, dan Sumatera Utara. Titik api di Kalimantan Timur, khususnya di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, sudah terpantau dalam dua minggu terakhir.

Di Kalimantan Timur, terdapat 38 titik api yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, dan satu titik api terdeteksi di Kalimantan Utara. Di wilayah Papua terdapat dua titik api dan di Sulawesi Selatan ada empat titik api.

Sejumlah titik api juga ditemukan di Sumatera. Aceh Selatan, misalnya, ditemukan tiga titik api dan Riau 14 titik api. Di Sumatera Utara terdapat enam titik api. “Hampir semuanya akibat dibakar atau disengaja untuk pembersihan lahan.”

Ia pun memberi contoh kebakaran lahan lima hektare di Desa Muhurun, Kecamatan Kenohan, Kutai Kartanegara, 30 Januari lalu. Kebakaran lahan sengaja dilakukan untuk membuka lahan baru. “Bahkan kebakaran di sekitar areal hutan lindung di Bontang pada 20 Februari 2016 menyebabkan tiga orangutan terbakar,” ujarnya.

Sutopo mengatakan tak mungkin menihilkan seluruh wilayah Indonesia dari titik api. Sebab, tak mungkin suatu wilayah bebas mutlak dari kebakaran hutan dan lahan. Pembakaran hutan dan lahan sangat berkaitan dengan mata pencaharian, perilaku masyarakat, lemahnya penegakan hukum, politik lokal, dan masalah sosial lainnya.

“Tak mungkin hanya dilarang, tapi harus diberikan solusi praktis karena berkaitan dengan ekonomi dan mata pencahariannya,” ucap Sutopo.

Sutopo menganggap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini adalah kesempatan untuk menerapkan semua strategi antisipasi.

Menurut Sutopo, kemarau di 2016 tak akan sekering tahun lalu karena adanya fenomena La Nina yang membuat musim kemarau relatif basah di Indonesia. “Musim hujan diperkirakan datang lebih awal dan intensitas hujan lebih tinggi pada musim penghujan 2016-2017. Kondisi ini tentu memudahkan kita dalam upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan,” kata Sutopo.




DIKO OKTARA

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya