Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Minister of Defense Acquisition Program Administration Republik Korea Chang Myoungjin (kanan) dan Duta Besar Republik Korea, Cho Taiyoung (kiri), menjawab pertanyaan awak media seusai melakukan penandatangan kontrak kesepakatan jangka panjang, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, 7 Januari 2016. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku sedih mengetahui ada tentara dan polisi yang positif menggunakan narkoba di kompleks Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Kostrad). "Narkoba ada di seluruh lapisan. Dulu hampir tidak terdengar dan terjadi sekarang. Menyedihkan kalau sudah TNI-Polri kena," kata Ryamrizard di Kompleks Istana, Selasa, 23 Februari 2016.
Menurut dia, untuk mencegah peredaran narkoba di kalangan prajurit, apel harus ditingkatkan. Jika apel ditingkatkan, kata dia, kemungkinan menggunakan narkoba sangat kecil. "Tentara kan apel paling tidak dua kali sehari, kalau Batalion sampai empat kali. Kalau apel ditingkatkan kan kecil kemungkinan," katanya.
Pemeriksaan berkala untuk anggota TNI, katanya, juga penting dilakukan. Menurut bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu, pemeriksaan atau inspeksi sebaiknya dilakukan secara mendadak sehingga tidak ada ruang bagi para anggota untuk menghindar. "Pemeriksaan itu penting. Bukan mencari kesalahan atau bukan yang tidak ada diada-adain," katanya.
Sebelumnya, Kostrad melakukan razia di kompleks perumahan kesatuan tersebut di Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Razia dilakukan untuk mengetahui adanya narkoba di dalam jajaran anggota TNI Angkatan Darat.
Saat dilakukan tes urine, tiga personel Angkatan Darat terbukti positif mengkonsumsi narkoba. Selain itu, dari hasil pemeriksaan diperoleh keterangan ada lima anggota kepolisian diduga menjadi pembeli narkoba di perumahan tersebut. Bahkan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat disebut-sebut juga menjadi pelanggan. Anggota Dewan itu adalah FS alias IH.