Massa FUI Hadang Demo Pendukung LGBT di Tugu Yogya  

Reporter

Selasa, 23 Februari 2016 19:43 WIB

Tugu Yogyakarta. ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua kelompok massa, antara pendukung dan penolak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), di Yogyakarta hampir bentrok pada Selasa sore, 23 Februari 2016. Beruntung, hal itu tidak terjadi. Massa dari Forum Umat Islam (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar aksi menolak keberadaan dan legalitas kaum LGBT di Tugu Yogyakarta.

Aksi massa yang sedianya dipusatkan di Titik Nol Kilometer itu tiba-tiba berbalik arah ke Tugu karena massa berniat menghadang aksi mendukung keberadaan LGBT oleh Solidaritas Perjuangan Demokrasi (SPD), yang juga akan menggelar kampanye di Monumen Tugu di saat yang sama.

Beruntung, dua kelompok berbeda sikap itu tak jadi bertemu karena massa pendukung LGBT akhirnya menggelar aksi di kawasan Jenderal Sudirman. Sejumlah spanduk dan poster penolakan LGBT yang dibawa kelompok tersebut pun menghiasi Tugu.

"Kami menolak LGBT karena keberadaan mereka yang meminta kesetaraan dan legalitas kepada pemerintah makin meresahkan," ujar Muhammad Fuad, Ketua FUI Yogyakarta. Fuad menuturkan aksi di Tugu yang diikuti berbagai laskar ormas Islam itu merupakan rangkaian dari tiga aksi yang mereka siapkan untuk menyerukan penolakan LGBT.

Aksi lain yang sudah mereka jalankan adalah pembuatan 1.000 kaus menolak LGBT dan sayembara mendesain spanduk menolak LGBT yang pada akhir Februari ini akan ditampilkan di sudut-sudut Kota Yogya. "Ada hadiah bagi laskar Islam yang memiliki desain spanduk penolakan terbaik," tuturnya.

Sejumlah spanduk LGBT ini sudah terpasang di sejumlah titik, seperti di Terminal Ngabean dan simpang Gondomanan. Getolnya penolakan LGBT ini, menurut Fuad, merupakan hal yang wajar. Di mata ormas ini, LGBT tak lebih dari bentuk penyakit yang harus disembuhkan dengan jalan konsultasi ke psikiater. "Kalau dilegalkan, penyakit ini semakin menular dan membahayakan anak-cucu, kok malah minta dilegalkan," tuturnya.

Meskipun di Kota Yogyakarta ada kelompok-kelompok LGBT yang bergerak di bidang keagamaan, seperti pondok pesantren waria di Kotagede, Fuad menyatakan tak ada pengaruhnya. "Buat apa tiap hari mengaji kalau masih menjadi waria, seharusnya sembuh dulu ke psikiater," tuturnya. Fuad menyatakan gerakan penolakan LGBT akan terus dilakukan. "Karena ini penyakit dan tak sesuai dengan ajaran Islam."

Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika, Agnes Dwi Rusjiati, menuturkan negara harus melindungi keberadaan kelompok LGBT dari syiar-syiar provokatif yang mengancam keberadaan dan hak asasi manusia mereka. "Atribut yang provokatif mengancam LGBT harus ditertibkan karena jelas tak memiliki izin," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

20 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

24 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

45 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

50 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

52 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

57 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya