Hartoyo Aktivis LGBT: Boro-boro Nikah, Hidup Aman Saja Susah

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 20 Februari 2016 13:40 WIB

Sejumlah perwakilan Forum LGBTIQ Indonesia mengadakan konferensi pers guna menggugat pernyataan beberapa pejabat negara tentang LGBT di media massa di kantor LBH Jakarta, 27 Januari 2016. TEMPO/Arief Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Hartoyo, aktivis LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) mengatakan pihaknya tidak meminta pemerintah untuk melegalkan pernikahan sejenis. Menurut dia, kaumnya hanya meminta hak-hak dasar sebagai warga Negara dipenuhi.

"Kami memperjuangkan penghapusan kekerasan dan diskriminasi berbasis orientasi seksual. Bukan perjuangan legalitas pernikahan sesama jenis," kata Hartoyo usai diskusi bertajuk "LGBT, Beda tapi Nyata" di Warung Daun, Cikini pada Sabtu, 20 Februari 2016.

Menurut dia, pernikahan sesama jenis membutuhkan waktu yang lama untuk dapat direalisasikan. "Boro-boro mikir nikah. Hidup aman dan cari kerja aja susah," katanya.

Hak dasar lain yang diperjuangkan antara lain adalah hak kesehatan dan pendidikan. Hartoyo mengatakan hak kesehatan bisa berkaitan dengan kondisi kejiwaan kaum LGBT. Pemerintah harus membantu kaum LBGT menjadi dirinya sendiri. Pemerintah dinilai perlu mendengar pemikiran mereka. "Terlepas nanti apakah dia mau jadi gay atau hetero, itu terserah dia," kata Hartoyo.

Mengenai hak pendidikan, Hartoyo mengatakan kaum LGBT kerap kali sulit mendapatkan pendidikan. Penyebabnya bisa karena sekolah yang tak menerima anak LGBT atau lingkungan sekitar anak yang terus menekan. Perlakuan khusus dinilai Hartoyo perlu diberikan kepada kaum LGBT. "Misalnya dengan memberikan beasiswa," katanya.

Untuk mewujudkan perjuangannya, Hartoyo dan komunitasnya mengumpulkan data mengenai bentuk dan pola kekerasan. Nantinya, data tersebut akan diajukan ke DPR untuk dipertimbangkan sebagai landasan membuat aturan perundang-undangan yang baru.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Deding Ishak mengatakan tuntutan kaum LGBT terkait dengan pemenuhan hak dasar harus dipenuhi. "Mereka berhak atas hak-hak dasarnya sebagai warga negara," kata Deding. Ia juga setuju tak boleh ada diskriminasi terhadap kaum LGBT.

Deding mengatakan selama kaum LGBT hanya menyampaikan aspirasinya, tak akan ada larangan sama sekali. Namun jika komunitas tersebut mulai mempengaruhi, ditambahi lagi dengan muncul penolakan dari masyarakat, Deding mengatakan aktivitas komunitas tersebut dapat dinilai membahayakan.

Jika begitu, pemerintah tegas menolak keberadaannya. "Aktivitas komunitas tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013," kata Deding.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai mengatakan pemerintah perlu membuat regulasi agar kaum LGBT mendapatkan hak dasar, pendidikan, pekerjaan, serta regulasi untuk mengurangi kekerasan terhadap mereka. "Pembentukan regulasi ini sebagai bentuk penghormatan kepada mereka sebagai warga Negara Indonesia," katanya.

Ia mengatakan kaum LGBT sudah diakui eksistensinya oleh negara. LGBT dikategorikan sebagai kelompok minoritas seperti tertuang dalam regulasi di Kementerian Sosial Nomor 8 Tahun 2004.

Meski begitu, Pigai menyatakan menolak pernikahan sesama jenis. "Kalau pernikahan, bagi saya itu terlalu jauh. Tapi penghormatan dan pengajuan eksistensi bagi mereka itu penting," kata Natalius.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

19 menit lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

37 menit lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

38 menit lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

38 menit lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

43 menit lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

57 menit lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

57 menit lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

1 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 jam lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

1 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya