Titik Api Kembali Muncul di Hutan Riau dan Sumatera Barat  

Reporter

Jumat, 19 Februari 2016 16:08 WIB

Pejabat kehutanan menaiki sebuah gajah yang sudah terlatih untuk berkeliling melihat daerah-daearh yang terkena dampak dari kebakaran hutan di Siak, Riau, 10 November 2015. Dengan menaiki gajah, para pejabat hutan membawa pompa air dan peralatan lainnya untuk memadamkan titik api. AP Photo

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan mulai terjadi lagi di sejumlah wilayah pesisir Provinsi Riau. Titik api terus terpantau sejak dua pekan terakhir yang dikhawatirkan berdampak terhadap bencana kabut asap.

"Di wilayah pesisir sudah mulai terpantau titik api," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger, Jumat, 19 Februari 2016.

Edwar mengaku telah melakukan pemantauan titik api bersama Komandan Resimen (Korem) Wirabima/031 Pekanbaru. Dari pantauan udara, kata Edwar, memang terlihat beberapa titik api di kawasan lahan kosong tidak jauh dari Bandara Pinang Kampai, Dumai. "Lahan terbakar sekitar 3 hektare," katanya.

Dari pantauan tersebut, Edwar menduga, kebakaran disengaja oleh masyarakat untuk pembersihan lahan. "Lahan dibakar untuk buka kebun," katanya sambil menambahkan bahwa Kepolisian Resor Dumai sudah langsung bergerak terkait upaya pemadaman dan proses hukumnya.

"Sementara tokoh masyarakat setempat tengah diperiksa untuk keterangan lebih lanjut. Sebab, tidak ada satu pun warga yang mengaku telah membakar lahan itu," ujarnya.

Edwar khawatir kemunculan titik api di wilayah pesisir berpotensi menimbulkan kabut asap seperti yang terjadi pada 2015. Dia pantas khawatir karena wilayah pesisir Riau saat ini memang minim curah hujan.

Titik api juga muncul kembali di Kota Padang, Sumatera Barat. Di wilayah tetangga ini, sejak kebakaran hutan bahkan titik api muncul di dalam kota. Api berkobar pada Kamis malam, 18 Februari 2016 dan belum sepenuhnya padam pada Jumat siang, 19 Februari 2016.

Kepala BPBD Kota Padang Dedi Henidal mengatakan kebakaran terjadi di kawasan Luki dan hingga kini petugas masih menunggui karena kawasan itu disebutkannya masih berasap. Menurut dia, petugas sempat kewalahan melakukan pemadaman karena lokasinya sulit dijangkau.

Akses mobil pemadaman hanya bisa mencapai dua kilometer dari lokasi api. "Harus melewati lurah, bukit, dan melintasi sungai," ujarnya.

Petugas akhirnya menggunakan alat tradisional untuk mengangkut air ke atas. Dibantu hujan yang turun pada Kamis malam, mereka berusaha melokalisasi kawasan yang terbakar. Menurut Dedi, ada dua titik kebakaran dengan total hutan yang terbakar sekitar dua hektare.

Dari informasi yang dihimpun BPBD, sebelum api muncul, ada tiga orang masuk ke dalam hutan. Setelah itu, di lokasi juga ditemukan tiga buah pondok. "Setelah tiga orang itu naik ke atas, tiba-tiba api muncul," ujar Dedi.

BPBD menyerahkan kasus ini ke pihak polisi untuk menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran hutan.

RIYAN NOFITRA | ANDRI EL FARUQI

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

22 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

48 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

51 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

52 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

52 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

53 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

53 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

57 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya