Ibu Terduga Teroris di Bima: Anak Saya Bukan Teroris  

Reporter

Rabu, 17 Februari 2016 18:38 WIB

Ratusan warga terus mendatangi lokasi penggerebegan teroris di Dusun Beji, Temanggung, Jawa Tengah, (09/08). Suasana desa tersebut sekarang menjadi desa wisata teroris. Foto: TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Bima - Keluarga Is dan Mk yang ikut ditangkap Densus 88 sebagai terduga kelompok Can alias Fajar alias Muhamad Fuad, yang ditembak mati Senin, 15 Februari 2016, menolak jika putranya disebut sebagai teroris.

Menurut ibu Mk, Saudah, warga RT 01 RW 01, Kelurahan Penatoi, Kota Bima, saat kejadian, sang anak sedang bekerja sebagai kuli bangunan di Kelurahan Mande. “Anak saya bukan teroris, polisi salah tangkap. Saya berani sumpah mati kalau anak saya bukan teroris,” katanya, Rabu, 17 Februari 2016.

Menurut dia, Mk hanya korban oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Anak saya itu lugu. Saya yakin dan menjamin tidak pernah punya niat melakukan hal semacam itu. Makanya saya menolak jika anak saya dikatakan sebagai teroris," ujar Saudah saat ditemui di kediamannya.

Adapun kakak Is, yang ikut ditangkap polisi, Eko Setiawan, mengatakan bahwa adiknya menghilang pada Senin siang ketika sedang menjajakan tahu dan tempe. “Sampai hari ini adik saya enggak ada kabar, bahkan ponselnya mati,” tutur Eko Setiawan. “Saya curiga adik saya ditangkap bersama yang lain saat penggerebekan itu.”

Is adalah kakak ipar terduga teroris Can alias Fajar alias Muhammad Fuad, yang ditembak mati Densus 88 pada Senin, 15 Februari. Is sudah menikah dan memiliki empat anak. “Dia hilang bersama sepeda motor dan dagangan tahu miliknya,” ucap Eko.

Is tinggal di RT 11 RW 03, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. Hingga berita ini diturunkan, Is belum kembali ke rumah.

Pemerintah setempat membenarkan Is belum kembali ke rumah setelah penggerebekan Senin kemarin. Bahkan keluarga tidak mendapatkan kabar apa-apa.

“Adik saya hanya penjual tahu keliling, bukan teroris. Saya minta adik saya dikembalikan,” kata Eko.

Detasemen Khusus 88 Antiteror menahan dua orang di Kelurahan Penatoi, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 17 Februari 2016. Dua orang itu berasal dari Penatoi, yakni Is dan Mk. Keduanya ditangkap di lokasi berbeda di wilayah Kota Bima. Is, yang tinggal di RT 11 RW 03, Kelurahan Penatoi, atau di sebelah barat SMA 4 Bima, atau disebut sebagai Kampung Baru, sehari-hari bekerja sebagai pedagang tahu keliling. Sedangkan Mk, yang tinggal di RT 01 RW 01, adalah kuli bangunan.

Kepala Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Abdul Malik, mengatakan dua orang yang ditahan itu merupakan warga Penatoi. "Sehari-hari, satu orang berjualan tahu, dan satunya adalah kuli bangunan," ujar Malik, Rabu, 17 Februari 2016. Menurut dia, dua orang itu belum kembali ke rumah hingga hari ini setelah penggerebekan Senin kemarin.

AKHYAR M. NUR

Berita terkait

Jokowi Hari Ini Cek Hunian Korban Badai Siklon di NTB Tahun 2021

29 Desember 2022

Jokowi Hari Ini Cek Hunian Korban Badai Siklon di NTB Tahun 2021

Presiden Jokowi hari ini akan melakukan serangkaian kegiatan pada hari kedua kunjungan kerjanya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Peringatan 207 Tahun Meletusnya Gunung Tambora, Ada Festival Pesona Tambora

28 Mei 2022

Peringatan 207 Tahun Meletusnya Gunung Tambora, Ada Festival Pesona Tambora

Festival Pesona Tambora juga digelar untuk mengingatkan generasi muda tentang Gunung Tambora yang punya sejarah mendunia.

Baca Selengkapnya

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

31 Maret 2022

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

BNPT menangkap 16 orang terduga teroris yang disebut berafiliasi dengan NII.

Baca Selengkapnya

Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

21 Maret 2022

Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

Kepala Densus 88 menyatakan pihaknya menggunakan paradigma baru dengan menempatkan pelaku terorisme sebagai korban.

Baca Selengkapnya

Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

21 Maret 2022

Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

Densus 88 menyatakan aksi terorisme di Indonesia dalam dua tahun terakhir menurun setelah mereka melakukan penangkapan secara masif.

Baca Selengkapnya

Taman Wisata Alam Jurang Pengantin, Semula Lahan Gersang Kini Jadi Indah

21 Februari 2022

Taman Wisata Alam Jurang Pengantin, Semula Lahan Gersang Kini Jadi Indah

Kawasan yang kini diberi nama Taman Wisata Alam Jurang Pengantin itu sudah mulai ramai didatangi wisatawan.

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

15 Juni 2021

Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra membenarkan telah telah terjadi penangkapan terduga teroris di wilayahnya pada Senin, 14 Juni 2021.

Baca Selengkapnya

Rumah Adat Uma Lengge di Bima, Sandiaga: Destinasi Wisata Baru Indonesia

14 Juni 2021

Rumah Adat Uma Lengge di Bima, Sandiaga: Destinasi Wisata Baru Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan daya tarik wisata budaya Uma Lengge sangat langka.

Baca Selengkapnya

Tradisi Pacuan Kuda Bima akan Didorong Jadi Agenda Wisata Nasional

13 Juni 2021

Tradisi Pacuan Kuda Bima akan Didorong Jadi Agenda Wisata Nasional

Pacuan kuda Bima atau pacoa jara merupakan tradisi turun temurun di Kabupaten Bima yang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang.

Baca Selengkapnya

Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

16 April 2021

Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Sudjonggo menjelaskan alasan mengapa menempatkan napi terorisme di Lapas Gunung Sindur.

Baca Selengkapnya